Showing posts with label Tanya Jawab. Show all posts
Showing posts with label Tanya Jawab. Show all posts

Truk Tidak Bisa Start, Angin Tabung Habis, Dan Perseneling Masuk. Bagaimana Menetralkannya?

Sebenarnya banyak sekali komentar - komentar yang masuk di blog Truk Bercerita tentang permasalahan seputar truk, namun saya tidak bisa membalasnya jika jawaban secara asal - asalan karena bukan hanya pembaca yang berkomentar saja yang membutuhkan jawabannya, pengguna lainnya pun mungkin juga ingin mengetahuinya karena jika kesehariannya bergelut dengan truk, maka informasi seperti ini sudah menjadi kebutuhan penting. Betul?. Salah satu komentar yang masuk yang bisa saya saya jawab seperti pada posting ini atau posting - posting pada kategori "Tanya Jawab" sebelumnya sudah saya terbitkan terlebih dahulu pada posting - posting di mana komentar tersebut ada, maka mulai dari ini, saya akan menjawab komentar tersebut dengan postingan seperti ini namun dengan alamat urlnya saja. Dengan demikian, pembaca yang sebelumnya berkomentar bisa membaca artikel tentang apa yang di tanyakan.


T: om maaf, buat para senior yg khatam di hono lohan. . saya mau tanya, saat ini posisi truck lohan 260 ti yg saya bawa sedang posisi parkir, dan posisi persneling masuk ke kura 2. . 1 hari full mobil parkir,saat saya mau jalan, angin tabung ternyata kosong, aki pun tidak kuat stater. di karenakan angin kosong pd tabung, gigi persneling jadi gk bisa pindah ke netral. . saya mau nanya, gmn solusi nya ya.?? . please..help me. . makasih sblumnya.

J: Terima kasih sebelumnya atas komentar yang telah diberikan. Disini solusi yang bisa saya berikan ada 2 versi dan versi tersebut ada yang mudah dan ada yang cukup sulit.


Versi 1:
Versi ini adalah versi yang mudah yaitu dengan mengganti aki tersebut. Dengan mengganti aki, otomatis truk kembali kuat untuk start mesin. Apabila kesulitan untuk membeli aki baru, bisa juga meminjam sejenak aki milik teman atau pengemudi lain yang kondisinya sama - sama parkir. Kalau tidak ada untuk pinjam atau tidak bisa membeli yang baru, tidak perlu khawatir, cukup di charge saja ke tempat charge aki terdekat. Setelah itu sudah pasti angin tabung yang kosong akan terisi. Lalu bagaimana cara membuat perseneling menjadi netral karena pada saat tersebut posisi gigi perseneling masuk? Kembali ke pengalaman karena pengalaman adalah guru yang paling berharga dan juga bukan hanya sekedar teori.


Biasanya, perseneling yang masuk menjadi sulit dinetralkan ketika mesin mati adalah karena kondisinya tertekan oleh tekanan stick join, karena hal ini sama seperti mengambil ganjal yang tertekan oleh ban. Bisa dibayangkan jika sebuah ganjal di ditekan oleh ban, jelas untuk melepaskannya sangat susah sekali. Solusinya adalah dengan menjauhkan ban tersebut dari ganjal tadi yaitu bisa dengan cara memajukan atau memundurkan truk apabila mesin truk bisa di hidupkan dengan normal atau apabila mesin truk tidak mau menyala bisa dengan menggoyang - goyangkan truk tersebut dengan cara di dorong oleh orang.


Cara tersebut sama dengan solusi dari komentar di atas. Setelah mengganti aki, otomatis mesin bisa start, sebelum menghidupkan mesin ada baiknya apabila terlebih dahulu ban atau roda di ganjal dengan jarak bisa kurang atau bisa lebih 1 meteran pada bagian depan dan belakang ban apabila posisi truk berdekatan dengan truk lain yang sedang parkir. Kenapa harus diganjal dengan jarak tertentu? Karena pada posisi perseneling masuk, sudah pasti saat start truk spontan akan loncat, maka ganjal tersebut digunakan sebagai antisipasi untuk menghentikan gerakan truk karena posisi angin tabung kosong, karena angin tabung kosong maka sudah pasti rem truk tidak akan berfungsi. Setelah persiapannya selesai, pertama - tama hal yang harus dilakukan adalah menghidupkan mesin truk. Ketika memulai start mesin, anda tidak perlu khawatir jikalau mesin akan menyala dan truk berjalan. Mesin hanya berbunyi mengikuti putaran dinamo starter saja dan ketika sudah berbunyi. Secara bersamaan atau saat truk sudah loncat - loncat, dorong tongkat perseneling ke arah netaral. Mendorongnya pun tidak perlu dengan tenaga super, cukup seperti anda mendorong seperti biasanya. Kondisi truk yang tiba - tiba loncat tersebut dapat membuat tekanan yang berada di stick join yang berhubungan dengan ban atau roda akan hilang, setelah tekanan hilang otomatis gigi perseneling bisa berpindah ke posisi netral meskipun kondisi mesin tidak menyala sebelumnya. Setelah berhasil menetralkan gigi perseneling, maka truk bisa dihidupkan secara normal untuk mengisi angin tabung.


Versi 2:
Apabila kondisi parkir yang bisa di bilang berada di lapangan atau jauh dari kendaraan atau benda - benda lain. Caranya sedikit berbeda dari versi 1 yaitu dengan cara mendorong truk yang bermasalah tadi dengan truk lainnya (kalau pakai tenaga orang sudah jelas cepat capek.) Mendorong dengan truk lain bisa dengan cara adu bak belakang yaitu truk yang mendorong akan bergerak mundur dan truk yang bermasalah otomatis bergerak maju. Ketika proses pendorongan atau roda sudah berputar, persiapan pengemudi truk yang bermasalah yaitu memompa - mompa pedal gas karena kondisi ini dapat membuat mesin truk menjadi hidup atau menyala. Nyala atau tidaknya tergantung posisi kunci kontak truk yang bermasalah tersebut, namun menurut saya lebih baik posisi kunci sedang on atau acc atau menyala. Persiapan berikutnya yaitu mendorong tongkat perseneling ke arah netral. Kondisi ini bisa dilakukan apabila berada di lapangan atau ruangan yang cukup luas agar terhindar dari hal - hal yang tidak di ingin.

Bersiap. Saat proses mendorong truk, truk yang bermasalah otomatis dari putaran roda awal akan langsung loncat, pada saat loncat - loncat inilah pengemudi truk yang bermasalah memompa - mompa pedal gas (ada juga yang tidak perlu memompa - mompa pedal gas) agar mesin truk bisa menyala. Saat mesin truk yang bermasalah dapat menyala, doronglah tongkat perseneling ke arah netral tanpa menginjak pedal kopling karena pedal kopling tersebut sudah pasti sangat keras tanpa bantuan angin. Usahakan mendorong terus tongkat perseneling hingga netral. Laju truk bermasalah tersebut hanya loncat - loncat saja. Kemungkinan truk mesin truk juga akan menyala dengan sendirinya. Apabila mesin truk menyala pasti truk bergerak maju perlahan - lahan. Untuk mengakali bagaimana caranya untuk mengerem darurat yaitu dengan mengangkat tuas handrem secara perlahan - lahan karena ketika truk berjalan meskipun lambat, mengangkat tuas handrem cukup berat. Jadi seperti itulah solusi yang bisa saya berikan.


Maaf ada yang ketinggalan. Tambahan tentang masalah diatas adalah truk yang sudah menggunakan handrem tipe chamber (tipe ini umumnya di gunakan untuk truk - truk seperti trailer, namun sekarang sudah digunakan secara universal atau umum seperti Hino 500 dan UD Quester. Apabila permasalahannya terjadi pada truk dengan handrem chamber, secara logika mendorong truk sudah tidak dapat digunakan lagi karena truk dengan sistem chamber bergantung sekali pada angin yang berada di tabung penyimpanan angin. Jadi meskipun tuas handrem tipe chamber tersebut berada pada posisi off, truk yang bersangkutan pasti tidak bisa bergerak sama sekali karena angin yang dibutuhkan untuk mengisi dudukan atau ruang chamber itu sendiri tidak mencukupi. Contohnya seperti sebuah truk gandeng yang melepaskan gandengannya. Ketika proses pelepasan tersebut pasti si kenek akan melepaskan saluran angin dari tabung menuju ruang chamber pada bagian gandengannya. Ketika pelepasan selang angin tersebut, otomatis rem pada bagian gandengan truk akan berfungsi seketika atau mengerem otomatis. Bisa juga dikatakan seperti ini: ketika fungsi chamber tidak memiliki angin yang cukup atau sama sekali tidak ada pasokan angin yang berasal dari tabung angin, maka tuas rem atau kampas rem yang berada di tromol akan mengerem sekuat tenaga karena fungsinya seperti itu. Lalu anginnya berfungsi untuk apa? Umumnya angin pada tabung truk untuk fungsi chamber adalah membuat posisi chamber menjadi off. Jadi kesimpulannya adalah apabila tidak ada angin, otomatis posisi chamber menjadi On, sedangkan bila terdapat angin yang cukup posisi chamber akan menjadi off, seperti itulah. Sering sekali kita melihat proses dimana truk - truk mengaktifkan dan menonaktifkan tuas chamber namun kita sendiri tidak menyadarinya.


Salah satu contohnya yang bisa saya berikan adalah ketika kita berada di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum), ketika ada sebuah trailer hendak mengisi bahan bakar kita pasti menengok dan melihat sekilas truk trailer tersebut lalu membiarkan atau sesuatu hal yang biasa. Tapi seketika kita akan kembali melihat truk trailer tersebut secara sedikit kaget (mungkin sedikit kaget) karena truk trailer tersebut saat berhenti mengeluarkan suara angin yang cukup nyaring dan panjang. Suara yang cukup nyaring itulah pertanda tuas handrem pada truk trailer tersebut berada pada posisi On. Kenapa bisa begitu? Karena ketika tuas handrem berada pada posisi On, maka angin yang berada dalam ruang chamber sudah tidak diperlukan lagi. Membuang angin yang berada ruang chamber dapat membuat fungsi pengereman paling maksimal secara otomatis jika dilakukan secara manual seperti anda menginjak pedal rem mobil anda secara kuat atau bahkan kuat sekali (nginjak pedal rem sampai ngeden). Hal ini dimaksudkan agar truk tersebut tidak bergerak ketika pengemudi sedang mengisi bahan bakar. Suara angin pada chamber akan berbeda ketika chamber masuk pada posisi Off. Suara angin yang terdengan akan terasa lirih atau pelan, kenapa seperti itu?. Karena ketika posisi chamber menjadi Off, maka ruang chamber membutuhkan pasokan angin yang berasal dari tabung angin utama. Ketika proses pengisian angin dari tabung ke ruang chamber pasti terdengar suara angin namun tidak berisik seperti saat chamber dalam posisi On. Suara angin yang dihasilkan dari proses ini sangat pelan atau tidak berisik bahkan tidak berbunyi sama sekali karena angin masuk ke ruang chamber tersebut.

Sebenarnya pada posting ini saya cukup kesulitan untuk merangkai kalimatnya. Memang solusinya sudah ada di kepala namun cara penyampaiannya yang sedikit sulit. Mohon maaf bila kalimat - kalimat yang saya buat ini agak sedikit aneh pengartiannya. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Posisi Saklar Range Pada Truk Saat Memasukan Gigi Mundur Dan Setengah

Truk yang sistem persenelingnya menggunakan range high low atau kuar - kura kelinci sudah banyak dipakai saat ini di indonesia. Kebanyakan para pengemudi truk masih belum mengetahui tata cara untuk mengoperasikannya. Memang ada resiko akibat kesalahan ketika salah mengoperasikan sistem perseneling seperti ini. Karena hal tersebutlah saya membuat ulasannya kali ini. Artikel kali ini saya buat berdasarkan komentar yang ada di blog truk bercerita. Lho, kok blog? Bukannya situs truk bercerita?. Blog atau situs saya anggap sama saja karena adanya cuma di dunia maya saja. Jadi anda mau menyebut halaman ini blog atau situs terserah anda, yang penting bisa berguna dan menambah wawasan di dunia truk.


Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada pembaca blog truk bercerita yang sudah memberikan komentar. Semua komentar - komentar yang masuk akan disaring terlebih dahulu sebelum saya terbitkan. Seandainya ada pertanyaan dalam konmentar tersebut, saya akan menjawabnya secara langsung pada komentar tersebut apabila sedikit kalimat yang dibutuhkan namun saya akan membuat postingan secara detail apabila jawabannya cukup panjang dan berbelit - belit.


T:Maaf mas sy mau tanya? Kalau mau masukkan gigi mundur atau gigi setengah, posisi saklar hrs dmn ya, High atau low? Terimakasih.

Tongkat Perseneling Hino 500 Saklar

J: Sebelumnya terima kasih atas pertanyaan tersebut. Okay langsung saja. Ketika akan memasukan gigi mundur atau setengah, hal pertama yang perlu diketahui adalah posisi range. Range sendiri adalah sebuah fungsi untuk mengatur ruang atau mengatur tempat untuk gigi perseneling. Jadi faktor utamanya adalah range itu sendiri. Kesalahan pada posisi range dapat berakibat buruk pada mesin truk tersebut, maka dari itu berhati - hati bila ini masih sebuah pembelajaran untuk anda.

Ketika ingin memasukan gigi mundur atau setengah, maka range yang dibutuhkan adalah range rendah atau biasa di sebut range low atau kura - kura. Untuk truk dengan sistem perseneling saklar, maka terlebih dahulu tuas saklar harus menghadap ke bawah. Varian versi saklar ada 2 yaitu posisi ke atas dan posisi kebawah, artinya adalah saat saklar dalam posisi kebawah artinya range yang sedang di gunakan adalah range rendah. Range rendah ini digambarkan pada indikator spidometer yaitu dengan text "low" (contohnya adalah truk isuzu giga) atau bergambar "kura - kura" (contohnya adalah truk Hino). Gigi perseneling mundur dan setengah tersebut masuk dalam range low atau kura - kura, jadi apabila range sudah masuk pada kondisi tersebut maka anda tinggal memasukan gigi persenelingnya saja tanpa harus mengubah range lagi. Untuk truk besar posisi memasukan gigi perseneling mundur adalah menekan tongkat perseneling kearah pojok kiri mentok lalu dorong ke depan. Sedangkan untuk truk besar ketika memasukan gigi perseneling setengah adalah menekan tongkat perseneling kearah pojok kiri mentok lalu dorong ke belakang. Mungkin seperti itulah solusinya.


Sistem perseneling entah itu tipe saklar atau tipe tampar, penggunaanya masih tetap sama seperti cara diatas hanya saja ada sedikit perbedaan khusus untuk yang menggunakan versi saklar. Untuk memasukan gigi perseneling mundur pada versi saklar ternyata bisa dilakukan pada range apapun (range kura - kura, low atau range kelinci, high) namun karena range yang berbeda tersebut maka tenaga yang diperoleh juga berbeda. Ketika posisi truk sedang mundur pada range kura - kura, suara mesin akan terdengar meraung namun laju truk masih tetap lambat. Berbeda ketika posisi truk sedang mundur pada range kelinci, suara mesin seperti tidak kuat namun laju truk saat mundur sangat cepat. Hal ini sering sekali terjadi pada pengemudi truk - truk lain yaitu setelah mengemudikan truknya dan akan menempatkan truknya kedalam area parkir, mengemudi dari kejauhan sudah pasti saat itu range yang di pakai adalah range kelinci, terlebih dahulu truk tersebut akan maju menata bagian belakang truk untuk mundur, namun karena pengemudi truk juga manusia yang tidak luput dari lupa, tanpa terlebih dahulu mengubah range sebelum memasukan gigi mundur maka hasil yang didapatkan adalah saat mundur truk terasa berat dan lajunya cukup kencang. Hal tersebut bisa terjadi apabila truk dalam kondisi kosong, truk dalam kondisi bermuatan jika keadaannya seperti itu pasti mesin truk akan langsung mati karena tidak kuat untuk menggerakannya. Maka kesimpulannya adalah pada truk - truk yang menggunakan range versi saklar seperti hino 500, mitsubishi ganjo, mitsubishi HD bisa menggunakan persenling mundur dengan range high dan low atau range kura - kura dan kelinci. Sekian dulu semoga bermanfaat. Apabila ada yang perlu ditanyakan silahkan berkomentar dikolom komentar yang sudah disediakan.

Truk Hino 260 Tampar Bisa Mundur Pakai Kelinci

Truk Hino 260 Tampar Bisa Mundur Pakai Kelinci. Postingan kali ini masih berhubungan dengan komentar yang masuk di blog truk bercerita tepatnya pada postingan yang pernah saya tulis dengan judul Sistem Pengoperasian Perseneling Pada Truk Hino 500. Pada posting ini sebenarnya saya tidak begitu yakin tentang apa yang bisa saya jawab karena hal ini masih mengerutkan dahi saya. Maka dari itu apabila ada tanggapan lain, dimohon untuk berkomentar di posting ini agar jawaban yang lebih baik bisa dimengerti bagi pembaca lainnya.


Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas tanggapan yang diberikan di blog ini. Apabila anda ingin berkomentar di posting ini atau di setiap postingan blog ini caranya cukup mudah, silahkan isi kolom komentar yang ada di bagian bawah atau di bagian akhir artikel setiap post. Sebelum itu, anda wajib login terlebih dahulu ke akun google anda. Blog truk bercerita hanya menerima komentar dari akun google saja, jadi mohon maaf, selain akun tersebut ataupun tanpa akun tidak bisa. Setelah berkomentar, jangan khawatir apabila komentar anda tidak muncul seketika karena setiap komentar yang masuk akan saya baca terlebih dahulu. Apabila komentar tersebut mendukung dan masih berhubungan dengan apa yang dibahas, maka pasti akan saya balas dan saya terbitkan dan bila saya terbitkan namun tidak ada balasan komentar, maka komentar tersebut akan saya buat postingan sebagai balasannya. Namun apabila komentar yang anda berikan masuk ke kategori spam, apa boleh buat, saya akan menghapusnya langsung tanpa membacanya terlebih dahulu. Jadi berkomentarlah yang baik karena ketika komentar anda muncul di blog ini, pembaca lainnya bisa mengerti kekurangan atau kelebihan artikel yang sedang dibahas.


T:Cuma meluruskan aja, Bisa kok hino 260/tampar, mundur pakai kelinci..

Pernyataan diatas merupakan salah satu komentar dari pembaca blog truk bercerita yang intinya truk hino 260 versi tampar bisa menggunakan gigi perseneling mundur dengan range high atau kelinci. Istilah kelinci yang saya maksud adalah sebuah indikator atau tanda yang ada pada papan spidometer. Indikator kecepatan tersebut terbagi menjadi 2 yaitu kura - kura untuk kecepatan rendah dan kelinci untuk kecepatan tinggi.


Hino Truk

Namun untuk menanggapi pernyataan diatas sampai saat ini varian perseneling mundur pada range kelinci di hino 260 Ti, saya sendiri belum bisa menjelaskannya secara detail. Maksudnya begini, setahu saya pada truk besar dengan sistem perseneling tampar atau pukul kanan kiri seperti contoh hino 260 ti atau isuzu giga 2015 ke atas ruang untuk range high dan lownya dipisah menjadi 2 bagian yaitu di kanan untuk high atau kelinci dan dikiri untuk low atau kura - kura. Ketika range berada di high atau kelinci, pada versi tampar sudah jelas posisi range yang digunakan berada di kanan sedangkan untuk perseneling mundur range yang dibutuhkan ada di sebelah kiri atau range dalam keadaan low atau kelinci, maka sudah pasti ketika posisi range high atau gigi perseneling berada di kisaran gigi ke - 5 sampai top speed, mustahil bisa berpindah ke gigi perseneling mundur secara langsung tanpa mengubah range karena ketika berada di posisi high atau kelinci dan akan masuk ke gigi (R) atau retreat atau mundur otomatis range akan berubah menjadi low ketika terjadi dorongan ke arah pojok kiri. Dorongan tersebut meskipun secara perlahan - lahan akan tetap masuk ke range low karena sudah jelas posisi ruang gigi perseneling tersebut berbeda.


Semenjak adanya pernyataan tersebut, saya sering bertanya kepada rekan - rekan sesama pengemudi truk yang memakai sistem perseneling versi tampar dan banyak yang menyatakan bahwa versi tampar tidak bisa menggunakan gigi mundur dengan range kelinci. Namun apabila pembaca memiliki tanggapan yang berberda atau catatan saya ini salah, jangan sungkan - sungkan untuk berkomentar agar pembaca yang lain yang belum mengerti bisa mengetahuinya.

Selain bertanya, saya sendiri sering mencoba mengemudikan truk milik teman - teman untuk memundurkan truk versi tampar dengan range kelinci meskipun dulu pernah mengemudikan truk isuzu giga 2015 versi tampar pegangan sendiri dan hingga sekarang sudah berganti ke Hino 500 sampai saat ini, belum pernah saya memundurkan truk versi tampar pada range kelinci. Oleh karena itu hal ini sangat saya pikirkan hingga saya buat postingannya seperti ini.


Seandainya penyataannya mengenai hino 500, saya percaya jika truk tersebut bisa menggunakan range kelinci pada gigi perseneling mundur karena versi saklar tidak membutuhkan ruang berbeda (ruang kanan dan kiri untuk mengatur range).

Intinya saya membuat postingan ini adalah rasa penasaran saya sendiri tentang cara mundur pada truk Hino 260 versi tampar dengan range kelinci. Karena ketika saya mengemudika truk versi tampar tersebut, tidak pernah sekalipun memasukan gigi mundur dengan range kelinci. Maka dari itu saya sendiri masih ragu tentang artikel yang saya buat ini apakah benar secara fakta atau tidak. Seandainya tidak ada komentar di posting ini, maka saya anggap artikel yang saya buat benar adanya bahwa truk hino 260 versi tampar tidak bisa menggunakan perseneling mundur dengan range kelinci atau high, namun apabila ada komentar yang kontra dengan artikel ini maka saya anggap artikel ini adalah sebuah kesalahan itupun apabila komentar tersebut dijelaskan secara detail tentang cara melakukannya.

Mungkin hanya ini yang bisa saya sampaikan saat ini. Semoga bisa menjadi referensi anda. Semoga bermanfaaat dan terima kasih.

Cara Berkendara Dari Mobil Kecil Ke Truk Besar Yang Harus Di Ketahui

Postingan ini saya buat berdasarkan komentar yang ada di blog ini. Karena sudah lebih dari 50 postingan, jadi saya sendiri lupa komentar ini berasal dari posting yang mana. Kok bisa tau? Lihat dari mana? Saya lihat langsung dari kolom komentar administator blogger, semua komentar seperti yang baru masuk, di terbitkan, belum dibaca dan juga spam pasti muncul disitu. Setiap komentar yang masuk pasti saya baca terlebih dahulu apakah layak atau tidak untuk di terbitkan tidak terkecuali spam, komentar spam pun akan saya terbitkan jika masih berhubungan dengan tema blog ini yaitu otomotive. Ada sedikit bingung sih sebenarnya. Bukan tentang penjelasan yang akan ditulis, melainkan tentang judul artikel ini sebelumnya.


truk

Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada pembaca blog truk bercerita yang sudah berkomentar. Sebelumnya juga saya pernah menulis soal komentar pembaca yang akan saya buat postingan. Jadi bila ada yang ingin di tanyakan bisa langsung menulisnya di kolom komentar di bagian bawah.


Postingan kali ini berasal dari komentar salah satu pengunjung blog truk bercerita. Maaf, ID di rahasiakan.

T: Saya sangat ingin mengendarai super truck tapi tidak tau harus mulai dari mana soalnya saya cuma bisa mobil kecil, tolong kasih petunjuk.

J: Terima kasih sebelumnya sudah berkomentar. Bagaimana awalnya cara mengemudikan truk yang sebelumnya hanya bisa mengemudikan mobil kecil (mobil station/pick up)?. Sebenarnya jika sudah mahir dimobil kecil pasti bisa mengemudikan sebuah truk hanya dengan beberapa kali praktik atau latihan beberapa hari saja bahkan 1 hari latihan pasti bisa mengemudikan sebuah truk. Apa yang wajib di ketahui?. beberapa hal - hal baru untuk mengendari sebuah truk yang wajib diketahui adalah sebagai berikut:


1. Lebar kendaraan atau lebar truk.
Lebar sebuah truk selisihnya sangat besar lho dibandingkan lebar mobil kecil jika di ukur dengan skala saat berjalan di jalan raya. Kalau diukur pakai meteran ya kecil paling tidak sampai 1 meter selisihnya. Saat mengemudikan mobil kecil, sang pengemudi bisa bebas melihat posisi kendaraan yang berada dikanan dan kiri mobilnya, namun saat membawa truk besar pasti sulit untuk melihat kondisi kanan kiri dan yang paling sulit pada sebelah kiri karena kondisi kemudi truk berada diatas kendaraan kecil seperti motor dan mobil kecil. Jika di tengok sekilas sudah pasti tidak terlihat posisinya. Maka dari itu agar pengemudi truk bisa melihat kondisi kendaraan yang berada kirinya, pengemudi truk bisa melihatnya melalui kaca spion truk sebelah kiri bagian samping dan bagian bawah. Jika sudah di ketahui posisi kendaraan yang ada disamping, baru anda bisa menerka (feeling) posisi kendaraan tersebut yang sebenarnya. Hal ini merupakan antisipasi agar anda yang notabene baru saja beralih dari mobil kecil ke truk besar terhindar dari kecelakaan seperti menabrak kendaraan disamping kiri anda, menyerempet kendaraan disamping kiri anda, trotoar, dan lain sebagainya.


Ketika mengemudikan mobil kecil seperti contoh ketika dijalan tol, jarak kendaraan seperti mobil atau truk yang berada disamping mobil anda akan terlihat sangat jauh ketika sejajar. Namun akan sangat berbeda ketika mengemudikan sebuah truk besar pada posisi akan mendahului 2 buah truk yang berada dikanan dan kiri anda, jika ini kali pertama feeling atau perkiraan anda pasti akan menabrak bagian belakang truk. Bisa dipastikan jika menghindar sedikit ke kanan, truk sebelah kanan akan tertabrak dari belakang. Jika menghindar sedikit kekiri, truk sebelah kiri akan tertabrak dari belakang. Selain itu kepanikan akan terjadi ketika menyeimbangkan kemudi. Kepanikan tidak membuat mengemudi anda menjadi lebih baik, justru jalan truk yang anda bawa lebih menghawatirkan karena speling kemudi truk sedikit lebih banyak daripada mobil kecil. Oleh karena itu lebar kendaraan saya prioritaskan menjadi yang pertama. Di jalan raya umum atau jalan tol, percaya atau tidak ketika sebuah truk akan mendahului truk lain, jarak pada samping truk saat berjajar tidak lebih dari 1 meter pada jalan raya umum. Jika didalam jalan tol, ketika truk akan mendahului truk lain yang berada di lajur kanan dan lajur kiri, ketika sejajar tidak lebih dari setengah meter bahkan untuk kaca spoin pasti nyaris kena (dalam kondisi masih didalam marka atau garis jalan). Bila anda tidak percaya, silahkan lewati jalur tol tanjung perak - mojokerto saat jam kerja, hal ini merupakan pengalaman saya sendiri karena jam - jam tersebut merupakan aktifitas terpadat.


Biasanya jika pertama kali melihat lebar truk dari luar, anda hanya melihat lebar kepala truk saja. Bila seperti itu saya menganggapnya salah. Bagaimana yang benar? Ketika ingin mempelajari lebar sebuah truk, jangan hanya terfokus dari lebar kepala truk saja, melainkan di mulai dari posisi kaca spion kanan sampai kaca spion kiri truk tersebut. Jika terfokus hanya pada kepala truk saja, bisa - bisa nanti akan kesulitan saat mendahului truk - truk lain karena tidak kepikiran kaca spion. Letak kaca spion pada truk lebih keluar kesamping daripada bak truk, hal ini perlu diketahui.


2. Panjang Truk.
Saya setiap hari pasti melihat mobil kecil lalu lalang, cuma berapa ya panjang mobil kecil? Soalnya tidak pernah saya ukuri. Perkiraan saya sekitar 2 sampai 3 meteran mungkin. Ukuran panjang seperti mobil kecil tersebut membuatnya lincah salip kiri, salip kanan, salip atas, salip bawah. Hanya cukup sedikit mendahului saja bisa langsung tekuk stir ke arah yang di inginkan, sangat mudah bukan?!. Tapi bagaimana bila yang anda kemudikan memiliki panjang 7 meter, 9 meter bahkan sampai 14 meter? Tekuk stir langsung berangkat deh...


Setelah memahami lebar kendaraan, anda wajib memahami panjang kendaraan yang akan dikemudikan. Oleh sebab itu saya masukkan ke urutan yang kedua. Pemahaman panjang sebuah truk bisa sedikit lebih lama daripada pemahaman lebar truk. Biasanya seperti yang saya tulis diatas yaitu panjang truk adalah ketika selesai mendahului dan beralih lajur maka kondisi belakang truk harus sudah kosong (tidak ada kendaraan lain di samping atau lajur yang akan digunskan). Memang bisa dilakukan ketika kendaraan yang sudah anda dahului tadi sudah sangat jauh dari pandangan kaca spion meskipun belum bisa memahami panjang truk sendiri, tapi kalau darurat seperti tiba - tiba ban bocor?, ingin buang air?, ada teman yang mau numpang? Eng ing eng...jelas merepotkan bukan. Oleh sebab itu pemahaman panjang truk perlu dan wajib diketahui.


Diatas merupakan kondisi maju, lalu bagaimana jika kondisi mundur sedangkan panjang truk tidak paham? Misalnya didalam area pabrik truk anda waktunya bongkar muatan lalu disuruh mundur sedangkan untuk mengira - ngira panjang truk yang anda kemudikan masih bingung, tidak masalah bila ada yang memberi aba - aba tapi kalau tidak ada bagaimana? Jalan satu - satunya adalah memundurkan truk sambil membuka pintu dan melihat kebelakang. Jika seperti ini berarti anda sudah ketahuan tidak memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM) atau SIM hasil calo. Karena saat pengujian pembuatan SIM, mundur dengan menengok kebelakang atau mengeluarkan anggota badan dengan tujuan mengetahui posisi belakang kendaraan dilarang dan tidak lulus.


3. Sistem Perseneling.
Sistem perseneling untuk truk besar saat ini sangat berbeda dengan mobil kecil. Mobil kecil biasanya memakai sistem perseneling manual (masuk maju mundur) dan perseneling matic. Sebelumnya ada persamaan sistem perseneling yang digunakan truk - truk besar yaitu perseneling manual (masuk maju mundur) atau bisa disebut sistem perseneling standard. Namun saat ini produsen truk - truk besar sudah memakai versi baru untuk sistem perseneling pada produknya. Contohnya pada Hino versi TI dan Hino 500 yang bisa di bilang standard lagi. Sistem perseneling pada truk Hino saat ini sudah menggunakan versi tampar dan versi saklar. Versi tampar memiliki total perseneling sebanyak 10 gigi perseneling di mulai dari mundur, setengah, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan terakhir 8 (top speed). Untuk versi saklar memiliki total perseneling sebanyak 10 gigi (menurut banyak pengemudi truk, versi ini memiliki total 11 gigi) perseneling di mulai dari mundur pelan, mundur cepat, setengah, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan terakhir 8 (top speed). Anggapan ini menurut saya sendiri memang benar bahwa hino 500 memiliki 11 gigi perseneling. Jadi jika anda ingin menjalankan sebuah truk, terlebih dahulu ketahui bagaimana model sistem persenelingnya karena sudah jarang sekali produsen truk mengeluarkan model perseneling standard untuk truk - truk dengan kelas berat. Namun jangan khawatir, sistem perseneling standard untuk truk masih digunakan hanya saja dikhususkan untuk kelas biasa.


4. Kecepatan.
Berbeda sekali kecepatan ketika mengemudikan mobil kecil dengan truk besar. Mobil - mobil kecil meskipun memiliki gigi perseneling sedikit (contohnya maksimal 5 gigi perseneling maju + 1 mundur) jika di adu dengan sebuah truk sudah pasti lebih unggul untuk mobil kecil. Untuk truk besar, meskipun memiliki banyak gigi perseneling tetap saja tidak bisa di unggulkan sebab truk besar tidak dirancang untuk melaju cepat. Truk- truk besar biasanya memiliki rancangan yang lebih diutamakan seperti tenaga untuk beban. Selain itu, truk - truk besar saat ini sudah menggunakan bahan bakar solar sebagai bahan bakar utama, maka akan sangat terlihat sekali laju yang lamban dibandingkan dengan mobil kecil yang rata - rata berbahan bakar premium.


Mobil kecil kan ada juga yang berbahan bakar solar dan bisa lari cepat? Jika pertanyaannya soal bahan bakar yang sama, maka jawabannya adalah mengenai ukuran kendaraan yang bersangkutan dan ukuran rangkaian gigi rasio itu sendiri. Masih bingung? sebelumnya saya pernah menulis artikel tentang sistem gigi rasio pada truk, silahkan di cari ya. Jika anda berada dijalan dan melihat beberapa truk besar, mungkin anggapan anda itu hanya sama - sama truk besar. Namun sebenarnya truk - truk besar memiliki bagian - bagian tersendiri pada roda belakangnya. Pada truk besar, ada 2 versi + 1 versi untuk bagian belakang rodanya. Kenapa saya menulisnya seperti itu? Kenapa tidak ditulis 3 versi? Karena versi terakhir masih masuk dalam versi yang pertama dengan urutan ke dua. Pertama yaitu versi engkel (ada yang menyebut truk engkel). Truk engkel yaitu truk yang hanya memiliki 1 roda belakang kanan dan kiri. Bisa di samakan dengan mobil kecil yang hanya memiliki 1 roda belakang kanan kiri. Versi yang kedua yaitu 2 roda belakang kanan dan kiri (bisa disebut truk tronton). Dan 1 versi lainnya yaitu 2 roda belakang dikanan dan kiri. Lho, versi ini kan sama? Memang versi ini sama seperti versi sebelumnya, tapi karena ini menyangkut kecepatan maka saya tambahkan versi ini. Lalu apa yang membuatnya berbeda? Yang membuat berbeda ada penggerak rodanya. Lho, bukannya penggeraknya hanya satu di bagian depan? Maka dari itu saya buat varian versinya. Pada truk besar terdapat 2 versi untuk penggerak roda belakang. Kita kembali ke 2 versi + 1 versi untuk mengetahuinya. Untuk versi ke 1 yaitu 1 roda belakang kanan kiri, sudah pasti jelas untuk penggeraknya menggunakan 1 penggerak saja ( biasanya disebut stick join). Penggerak roda tunggal ini mampu melajukan truk dengan cepat dan juga hal positif lainnya bahan bakar lebih irit. Bisa melaju cepat dan irit? Siapa yang tidak ingin mempunyai truk seperti itu, semua pasti menginginkannya. Negatifnya adalah truk - truk seperti ini biasanya tidak memiliki banyak gigi perseneling dan lebih mengutamakan jalanan umum seperti jalan raya atau jalan tol. Bagaimana dengan beban muatan? Truk yang tergolong seperti ini tidak diwajibkan memikul beban yang berat karena beresiko. Jadi tergolong truk dengan beban yang ringan. Apa alasannya dilarang untuk beban berat? saya buat contoh: ketika seorang pemain sepak bola cidera ditandu oleh dua orang depan dan belakang, pasti kedua penandu tersebut mampu mengangkat dan membawanya ke tepi lapangan, tapi mampukah kedua penandu tersebut membawa sekaligus 5 orang dalam satu tandu? Anda tentu bisa menebaknya sendiri.


Versi yang ke - 2 adalah 2 roda belakang kanan dan kiri. Ini adalah versi tengah - tengah. Bila tebakan anda adalah 2 buah penggerak, maka jawaban anda benar namun bisa juga salah. Kok salah? Salah disini saya artikan bahwa versi ini ada yang menggunakan 2 buah penggerak dan ada juga yang menggunakan 1 penggerak. Jadi karena masih ditengah - tengah maka saya anggap jawaban yang menggunakan 2 penggerak adalah salah. Penjelasannya adalah pada versi 2 roda belakang 1 buah penggerak umumnya digunakan untuk mengangkut beban yang berat yang juga mengutamakan kecepatan. Versi ini bisa disamakan dengan versi sebelumnya hanya saja yang sebelumnya dilarang untuk beban berat. Untuk bahan bakar juga masih irit tergantung berapa berat beban yang dibawa. Semakin berat maka jelas semakin boros. Untuk hal negatifnya juga masih tergolong sama seperti versi sebelumnya.


Terakhir yaitu versi 2 roda belakang dengan 2 penggerak. Versi seperti ini biasanya di gunakan untuk medan yang cukup berat seperti di pertambangan, lokasi urug, lokasi yang gampang ambles, bisa dibilang yang cukup extrime. Versi seperti ini pada dasarnya memang untuk sangat lamban soal kecepatan namun sangat mampu melaju meskipun tidak secepat 2 versi sebelumnya. Truk yang saya kemudikan juga memakai versi ini karena selalu membawa beban yang berat dan sering berjalan di medan extrime. Selain itu kebanyak versi ini juga dipakai untuk truk - truk trailer karena beban pada trailer kebanyakan beban berat. Jika dibandingkan pada bahan bakar, versi ini jauh lebih boros, lajunya juga lebih lambat karena versi ini hanya fokus pada beban berat. Rata - rata beban berat yang di angkut adalah 30 ton ke atas jadi sudah pasti mampu membawanya tanpa takut tidak kuat jalan meskipun medannya extrime. Hanya saja saat berjalan sudah pasti seperti kura - kura karena versi seperti ini hanya mengutamakan beban berat dan tenaga saja. Apa bisa melaju cepat saat muatan? Untuk laju cepat sudah pasti bisa hanya saja resiko pada ban meledak jadi lebih tinggi karena beban muatan yang berat.


Begini, soal gigi rasio bisa dirumuskan yaitu semakin banyak gigi rasio (bisa di bilang gigi perseneling), maka sudah pasti selisih antar gigi tersebut semakin sedikit. Berbeda dengan semakin sedikit gigi rasio maka selisih antar gigi semakin besar, karena selisih yang besar maka kemampuan untuk laju kendaraan semakin cepat jika rpm kondisi tinggi. Namun selisih rasio yang besar jika kecepatan menurun, dapat membuat mesin tersendat - sendat seperti mau mati bila tidak dikurangi gigi persenelingnya ke yang lebih kecil. Selisih rasio yang cukup besar memiliki pengaruh besar terhadap kecepatan atau laju kendaraan tersebut. Contohnya seperti ini, ketika kita jalan dengan kecepatan 60km/jam pada gigi perseneling 4, ketika ditambahkan ke gigi 5 atau top speed, maka kecepatan akan naik secara kontan hingga 100km/jam bahkan lebih hingga 120km/jam. Namun untuk truk besar, ketika kita jalan dengan kecepatan 50km/jam pada gigi perseneling 7, ketika ditambahkan ke gigi 8 atau top speed, maka kecepatan akan naik secara kontan hingga 80km/jam bahkan lebih hingga 90km/jam. Perlu diketahui, kecepatan 100km/jam untuk truk besar itu sudah sangat super sekali dan juga sangat memaksa sekali (ngeden). Kenapa seperti itu? Jika di tanya lagi, maka jawabannya kembali ke fungsi utama dan juga rasionya tersebut.


Mungkin sampai disini dulu postingan kali ini. Jika ingin ditambahkan silahkan berkomentar diposting ini. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Tanya Jawab: HINO FM 260 TI Range High Low Saklar Tidak Bisa Masuk

Posting kali ini adalah lanjutan tanya jawab yang berasal dari komentar - komentar di blog ini. Mohon maaf bila ada tenggang waktu untuk membuat lanjutan dari postingan sebelumnya. Jika anda belum membaca postingan sebelumnya yang berjudul Tanya Jawab Seputar Hino 500, silahkan klik text tersebut untuk mengetahui apa saja informasi yang ada pada artikel tersebut. Okay kalau begitu mari kita lanjut pembahasannya.



T 1: Sekedar info, saya cukup sering membaca ada beberapa supir tidak menggunakan/menginjak kopling (disebut clutchless) saat oper gigi. Mereka berargumen hal ini akan menghemat kopling dan tidak berefek serius pada synchromesh. Begini mas, bila kita merujuk pada petunjuk buku manual memang seharusnya perpindahan gigi dari 4 low-ke 5 high yaitu naikan saklar ke posisi high lalu pindahkan tuas perseneling ke gigi 5 dan begitu pula sebaliknya , ketika berada di posisi gigi 5 high mau pindah ke posisi 4 low maka turunkan saklar dari high ke low baru kemudian pindahkan gigi dari 5 high ke 4 low. Tapi yg saya heran plus bingung pada kendaraan yg saya kemudikan saat ini yaitu HINO 260 ti tahun 2005, yaitu ketika perpindahan low ke high maupun sebaliknya sama sekali berbeda dengan literatur/petunjuk pada buku manualnya.


kejadianya begini mas, ketika berada pada posisi 4 low saya naikan saklar lalu menginjak kopling dan pindahkan tuas gigi ke posisi gigi 5 high , tetapi kok gak mau pindah ya mas keras dan gak bisa di pindahkan ke gigi manapun mau netral juga gak bisa , lalu saya turunkan lagi saklar ke low kemudian netralkan setelah itu naikan saklar ke high injak kopling barulah bisa masuk ke gigi 5 high. Jadi masalahnya dari 4 low mau ke 5 high harus netral dulu lalu naikan saklar kemudian injak kopling dan dorong tuas ke gigi 5 high. Jadi mobil saya ini cuma bisa pakai cara ke 2 seperti yg mas jelasin di atas, kalau pakai cara ke 1 gak bisa mas keras dan gak bisa di oper gigi manapun netral juga gak bisa.


pertanyaan saya , apa penyebabnya sehingga terjadi demikian padahal saya udah 4 kali ganti mobil hino saklar tapi gak pernah seperti ini mas, ya umumnya pakai cara ke-1 bisa & cara ke-2 juga bisa.

J 1: Untuk pertanyaan di atas sebelum saya mohon maaf dan mohon di replay bila nanti ada hal - hal yang tidak sempat di tulis di artikel ini. Jujur saja, saya sendiri bukanlah seorang komentator yang lihai dalam menyusun kalimat. Saat menulis jawaban dari pertanyaan tersebut, yang saya ketahui untuk versi HINO FM260 TI dan sampai saat ini dipakai di tempat saya berkerja, dalam pengoperasian perseneling menggunakan sistem tampar kanan/kiri dan lebih dari 50 unit truk HINO versi tersebut yang ada di tempat saya bekerja ke-semuanya sama menggunakan sistem tampar kanan/kiri. Jadi saya anggap pertanyaan yang di berikan masih berhubungan dengan sistem tampar kanan/kiri. Mohon replay bila ada yang kurang.


Mungkin jawaban yang bisa saya berikan tidaklah maksimal karena pada saat truk HINO versi tersebut ada, posisi saya pada saat itu sudah mengemudikan truk ISUZU GIGA yang notabene sama menggunakan sistem pengoperasian perseneling tampar kanan/kiri. Ini merupakan pengalaman saya sendiri saat penggunaan sistem tampar pada saat itu. Pada saat penggantian gigi perseneling dari gigi ke-4 naik ke gigi 5, yang biasa saya lakukan pada saat tersebut menetralkan terlebih dahulu dan kondisi pedal kopling masih saya injak. Pada saat pergantian low ke high pun tidak saya pukul melainkan saya dorong kuat dan cepat ke arah kanan, barulah gigi ke-5 dimasukan. Hal ini sudah menjadi kebiasaan saya pada saat itu dan juga sebaliknya, tetap sama yang saya lakukan. Dan hasilnya tetap seperti biasa, tidak ada keanehan. Kebanyakan pengemudi juga melakukan hal yang sama seperti saya dengan alasan mempercepat proses pergantian perseneling, namun juga ada yang menyempat untuk sedikit mengangkat kaki meskipun hanya sedetik pada saat pergantian perseneling. Hasil yang di dapatkan masih tetap sama.


Lain halnya untuk versi saklar, versi ini bagi kebanyakan pengemudi merupakan versi rawan, bahkan saya sendiri diperingatkan untuk tidak menyentuh atau pegangan pada tongkat perseneling yang menggunakan saklar. Versi saklar bila salah penggunaannya bisa membuat gigi perseneling tidak bisa masuk. Hal ini saya anggap sama antara saklar manual dan saklar sekring (HINO 500).

Ini adalah pengalaman pribadi saya sendiri, pada saat berjalan dan pada kondisi gigi high, tidak sengaja saklar tersenggol lutut saya sendiri. Saklar yang sebelumnya mengarah ke high, menjadi ke low pas posisi jalan dan masih masuk ke gigi 7. Sebelumnya saya anggap tidak apa - apa, dan segera saya kembalikan ke posisi high seperti semula tanpa menetralkan terlebih dahulu karena pada kondisi tersebut kecepatannya cukup tinggi. Semuannya masih terasa normal sampai berhenti di traffic light, baru range saya ubah ke low. Pada saat tarikan pertama hingga masuk gigi ke-4 tidak terjadi apa - apa saat berjalan, namun hal ini terjadi ketika range berpindah ke high. Pada umumnya saat proses perpindahan range low ke high atau sebaliknya pasti di ikuti suara angin keluar yang berasal dari dorong/tekanan perubahan pada mesin tepatnya pada daerah bak perseneling yang juga di sertai suara seperti besi yang dipukul, namun hal tersebut tidak terjadi sama sekali. Akibat hal tersebut, setelah range high, mulai dari gigi ke-5 sampai ke-8 tidak ada satupun yang bisa masuk. Tentu saja saya pun menjadi panik karena hal ini terjadi dan pertama kali juga. Kesulitan memasukan gigi pada range high membuat laju kendaraan menjadi lamban, maka segera range saya ubah menjadi low kembali. Setelah pada posisi range Low saya coba memasukan gigi ke-4 sampai ke-3 bahkan ke-1 pun tetap tidak bisa. Ketika berhenti di bahu jalan saya turun dan mulai mengecek pada bagian mesin, tanpa mematikan mesin saya coba kembali memasukan gigi rendah terlebih dahulu namun tetap tidak mau masuk.


Sebelumnya saya mencoba mengingat tentang apa yang kurang pada saat perpindahan range. Ketika saya coba kembali proses perpindahan range saklar sama sekali tidak terdengar bunyi angin ataupun bunyi besi yang seperti dipukul, maka saya anggap inilah biang keladinya. Lalu bagaimana solusinya?..

Sebenarnya bila truk dirasa masih dalam kategori normal, atau sebelumnnya masih seperti biasa, yang saya lakukan saat itu adalah mengangkat hand rem, mematikan mesin dan menghidupkan kembali setelah atau tidak sampai 5 menit. setelah mesin di hidupkan ulang, yang saya lakukan adalah mengecek kondisi kontrol angin dan mengecek range saklar. Pada saat inilah saya tahu sesuatu sedang error terjadi pada range saklar. Beberapa kali saya coba memompa kopling, setelah kopling saya lepas, baru saklar saya cek dengan cara memindah - mindah range. Kondisi tersebut saya coba setelah saya menghidupkan ulang mesin dan masih pada posisi berhenti/parkir. Cara yang saya lakukan bisa dibilang sukses karena saat memindah - mindahkan range suara - suara kembali terdengar. Lalu berikutnya saya coba memindah - mindahkan range disertai menginjak pedal kopling dan hasil dari hal tersebut, bunyi - bunyian tetap ada. Barulah setelah itu saya kembali berjalan dan semua kembali normal sampai di tujuan.


Memang bukan suatu kesengajaan apa yang terjadi pada pengalaman saya di atas, namun itu bukanlah satu - satu hal yang membuat range high low menjadi error. Pengalaman saya yang kedua ketika range high low versi saklar tiba - tiba error adalah pada saat melaju cukup cepat atau anggap sudah masuk gigi ke-7, tanpa sengaja lutut menyenggol kunci kontak hingga mesin tiba - tiba mati, lalu karena panik mengubah arah kunci kontak ke ACC yang bisa membuat mesin kembali hidup tanpa start. Hal ini pasti membuat range high low versi saklar 100% menjadi error, namun untuk solusinya tetap sama seperti sebelumnya.

Silahkan berkomentar bila ada yang kurang dipahami. Semoga Bermanfaat.


Tanya Jawab Seputar Hino 500

Terima kasih sebelumnya untuk para pengguna blog "Truk Bercerita yang sudah berkomentar di setiap artikel - artikel yang ada. Banyaknya komentar - komentar yang masuk membuat saya ingin sekali menjawabnya, namun dalam hal ini, laman komentar menurut saya memiliki batas ketika membalas komentar tersebut. Maka dari itu saya membuat artikel atau posting berdasarkan dari semua komentar yang ada di blog ini. Mungkin tidak semua pengguna blog ini merasa puas dengan hasil jawaban yang saya berikan di kolom komentar bahkan sebelum saya buat posting ini, ada yang belum saya jawab beberapa komentar yang ada. Karena kesibukan kerja, maka hanya bisa menerbitkan komentar dari para pembaca saja. Dengan ini saya mohon maaf ya. Sebelumnya saya ingin memberitahu kepada pengguna blog ini tentang komentar di blog ini bahwa setiap komentar yang masuk akan di diterbitkan setelah saya sebagai admin disini menyetujui komentar tersebut atau dengan kata lain di filter.

Karena sering sekali saya mendapati komentar - komentar yang tidak menjurus seperti jual ini, jual itu dan lain sebagainya. Maka dari itu jika pengguna berkomentar, jangan khawatir komentarnya tidak tersimpan, hanya saja perlu direview terlebih dahulu. Setiap komentar yang masuk pasti akan saya terbitkan jika berhubungan atau ada kaitannya dengan kendaraan seperti truk misalnya, jika tidak ada terpaksa saya hapus. Jadi seperti itulah penjelasan yang bisa saya sampaikan sebagai admin blog ini. Admin di blog ini dan di channel youtube cuma saya sendiri sebagai pengelolanya, kecuali admin di fanspage facebook ada beberapa teman driver yang saya jadikan admin dikarenakan kesibukan sehari hari jadinya agak kerepotan untuk mengelolanya sendiri.

Di tahun baru ini, tahun 2019 saya membuat artikel dari komentar yang ada di blog ini. Karena hal ini merupakan artikel tanya dan jawab, maka saya masukkan dalam kategori baru yaitu kategori "Tanya Jawab" di blog ini. Banyak sedikitnya postingan di kategori ini tergantung dari banyak sedikitnya komentar yang masuk. Jadi mohon maaf apabila isi dari kategori ini ternyata hanya sedikit postingannya.

Kalau begitu kita mulai tanya jawabnya, saya akan membuat huruf miring untuk pertanyaannya dan huruf biasa untuk jawabannya. Semua pertanyaan berdasarkan dari komentar yang ada. Kali ini tanya jawab yang akan di bahas mengenai truk Hino. Banyak sekali komentar di postingan yang berhubungan dengan truk Hino.

T 1: Halo, Saya tertarik untuk belajar mengemudi truk/bus.

Di awal artikel, anda sebut :
"Sistem perseneling manual memang bukan jamannya saat ini. Itupun sudah ketinggalan jaman."

Namun, di penjelasan selanjutnya, anda menyebutkan penggunaan kopling utk pindah gigi. Jelas truk yg anda bahas adalah bertransmisi manual.
Tapi, Ok lah.


J 1: Mohon maaf sebelumnya, mungkin ada kesalahpahaman disini. Sistem perseneling manual yang saya maksud adalah sistem perseneling yang hanya maju dan mundur tanpa adanya saklar naik turun seperti Hino 500, dan Mitsubishi HD atau tamparan kanan kiri seperti Nissan Quester, dan Isuzu Giga. Topik yang dibahas adalah tentang sebuah truk apalagi truk yang digunakan untuk memuat barang. Bukan untuk mobil mobil station yang memiliki slogan "real man using three pedals" atau "easy man using two pedals" pada umumnya. Jika di terapkan pada sebuah truk seperti mobil station, maka teriakan/raungan, sentakan sudah pasti hilang, sedangkan tenaga yang dihasilkan berasal dari hal - hal tersebut. Pada umunya beban berat saat tanjakan atau disaat truk ambles jelas perlu teriakan dan sentakan untuk dapat melewatinya. Mohon di replay bila kurang.

T 2: Apakah boleh lompat gigi seperti di mobil penumpang, misal 2->4, 3->5, 5->7, demikian juga saat turun gigi.
Apakah tata-letak/posisi gigi mirip di mobil penumpang ? Hanya yg membedakan ada sakelar pengubah range : rendah-tinggi.


J 2:Jika tidak memiliki range rendah-tinggi, maka sangat tidak di anjurkan untuk melakukan lompatan gigi perseneling. Apa alasannya? Alasannya ada tanpa adanya range pengaturan tersebut, sudah dapat dipastikan gigi rasio kendaraan tersebut memiliki celah mata gigi yang sangat besar atau bisa dikatakan selisih antara gigi satu dan yang lainnya sangat banyak. Selisih yang terhitung banyak ini dapat membuat laju kendaraan semakin bertambah cepat dengan skala kecepatan yang tinggi ketika perpindahan gigi secara normal. Contohnya ketika di gigi ke-3 lalu masuk gigi ke-4, otomatis mesin tidak akan meraung keras karena kondisi kecepatan dan posisi gigi sudah pas. Berbeda dengan kendaraan yang memiliki range rendah tinggi, jika di uji coba seperti contoh dari gigi ke-3 lalu masuk gigi ke-4, jelas akan meraung. Apa alasannya? Alasannya adalah kebalikan dari yang tidak memiliki range rendah-tinggi. Semua kendaraan yang memiliki range rendah-tinggi menggunakan gigi rasio dengan selisih gigi yang sangat sedikit. Karena selisih yang sedikit inilah membuat perpindahan gigi secara berurutan menjadi lebih cepat. Perpindahan gigi yang lebih cepat maksudnya adalah pada saat gigi ke-3 terus masuk gigi ke-4, sudah pasti mesin akan tetap meraung meskipun tidak seperti raungan mesin pada saat gigi ke-3. Pada saat masuk gigi ke-4 sudah meraung, maka yang pasti di lakukan adalah segera berpindah atau menambah atau masuk ke gigi-5, ketika masuk gigi ke-5 inilah raungan mesin akan menjadi normal. Mohon di replay jika kurang.

Sekarang saat mengurangi gigi. Pengurangan gigi secara normal atau loncat gigi sebenarnya tergantung dari faktor atau segi kecepatan kendaraan itu sendiri. Tapi, ada tapinya, pengurangan loncat gigi pada kendaraan yang tidak memiliki range rendah-tinggi sudah pasti tidak di wajibkan bahkan tidak diperbolehkan kecuali darurat seperti kendaraan 100% berhenti di tanjakan. Jika kendaraan masih berjalan lakukan pengurangan gigi secara normal atau berurutan. Kendaraan tanpa range rendah-tinggi memiliki gigi rasio dengan selisih yang banyak, tentu saja kendaraan akan mampu berjalan dengan pengurangan secara normal seperti ini. Namun sangat berbeda dengan yang memiliki range rendah-tinggi, kendaraan yang memiliki range rendah-tinggi memiliki gigi rasio yang selisihnya sangat sedikit. Pengurangan gigi secara normal dengan kecepatan normal masih bisa dilakukan asal kondisi kendaraan berjalan dalam jalanan yang datar, maka mesin kendaraan akan meraung secara normal dan tetap memiliki tenaga menyamai kecepatannnya. Jika dalam kondisi tanjakan dan bermuatan bagaimana? Bagi yang biasa menggunakan kendaraan dengan perseneling tanpa range rendah-tinggi pasti akan kaget saat pengurangan gigi secara normal ketika posisi kendaraan berada di tanjakan dan dalam kondisi bermuatan apalagi bermuatan berat. Sebelumnya banyak driver lain yang mengatakan untuk tidak melakukan lompatan gigi pada saat tanjakan. Pertama kali memang saya percaya pada teori tersebut namun saat praktik berkata lain bro, karena sudah terbiasa mengurangi gigi saat RPM akan mencapai 5 atau RPM di bawah warna hijau, alhasil setelah pengurangan ternyata RPM tetap berada di bawah warna hijau. Tentu saja paniknya luar biasa, dengan segera saya lakukan pengurangan lagi dan hasilnya RPM masig berada di warna hijau dan untungnya masih memiliki tenaga. Itu awal mula saya mengendarai kendaraan dengan range rendah-tinggi. Setelah praktik tersebut, sebenarnya ada benarnya dan bisa dilakukan pengurangan perseneling tanpa loncat gigi, namun dalam kondisi panah RPM masih menunjuk di warna hijau dan jangan sampai di bawahnya. Kondisi pengurangan secara normal atau berurutan pada RPM di batas warna hijau akan menaikan sedikit panah RPM namun tetap pada warna hijau barulah mesin masih memiliki tenaga untuk tanjakan. Jika dalam kondisi praktik, ketika sudah dirasa tenaga mesin menurun ketika tanjakan segeralah mengurangi gigi perseneling secara normal. Ingat, jika sudah dirasa tidak kuat meskipun RPM masih menunjuk warna hijau segera lakukan pengurangan gigi secara normal. Keterlambatan ketika mengurangi gigi perseneling dapat berakibat kendaraan 100% berhenti di tengah-tengah tanjakan. Jika seperti ini, tentu saja anda akan mendapat umpatan dari driver truk lainnya bahkan yang tidak anda kenal sekalipun karena tentu saja umpatan tersebut terdengar karena anda tidak mampu mengemudikan truk tersebut karena truk yang anda bawa bukan truk keluaran tahun lama, truk yang menggunakan range rendah-tinggi merupakan truk keluaran tahun terbaru. Jika seperti ini, siapa yang akan malu?? Hehe. Mohon di replay bila kurang.

T 3: Untuk merk truk lain seperti Fuso, Dyna, dll, dgn kelas yg sama (10 speed atau lebih) mekanisme oper gigi juga menggunakan sakelar atau cara lain ?

J 3: Jika truk yang dibahas sekelas Dyna, maka jenis truk-truk tersebut tergolong truk kelas menengah, bukan tergolong kelas besar. Truk-truk yang tergolong sekelas Dyna Seperti Mitsubishi Ragasa, mitsubishi Canter dan, Isuzu Elf. Truk-truk sekelas sedang ini tidak mengaplikasikan range rendah-tinggi untuk saat ini, bahkan tidak ada yang menggunakan 10 speed(sampai saat ini). Mohon di replay bila kurang.

Kali ini saya stop di sini untuk tanya jawabnya. Silahkan berkomentar di manapun pada posting-posting yang ada di blog ini, nanti akan saya bahas di sini, dikategori "Tanya Jawab". Semoga bermanfaat.