Showing posts with label Kendaraan. Show all posts
Showing posts with label Kendaraan. Show all posts

Rangkuman Seputar Hino 500

Artikel kali ini sebenarnya adalah rangkuman dari artikel - artikel yang sudah saya buat sebelumnya mengenai atau apapun itu yang menyangkut tentang truk Hino 500. Sebenarnya sudah banyak penjelasan yang saya tulis pada artikel - artikel sebelumnya, oleh karena itu saya akan merangkumnya disini agar lebih mudah dipahami tanpa harus berkali - kali membuka halaman lain pada blog ini.



Sistem brake (rem) Hino 500

Hino 500 yang biasa saya sebut seperti itu sekarang menggunakan sistem Chamber pada handremnya. Dengan sistem seperti ini otomatis keamanan saat parkir lebih terjaga. Chamber bagi saya adalah suatu sistem penguncian roda agar tidak bergerak ketika parkir atau berhenti untuk sesaat dengan cara menekan kampas rem secara maksimal menggunakan angin yang berasal dari tabung. Secara tidak langsung bisa di artikan sama dengan anda menginjak pedal rem secara maksimal yang bertujuan agar truk tetap di tempat atau tidak bergerak. Kurang lebih seperti itulah pengartiannya menurut saya. Sistem handrem chamber lebih dapat diandalkan pada saat berhenti di jalan menurun atau mendaki meskipun tergolong dalam kategori tajam. Ini merupakan salah satu keunggulan yang diterapkan pada Hino 500. Namun saat ini tidak hanya truk Hino saja yang menggunakan sistem chamber, truk - truk produsen lainnnya juga menerapkan sistem seperti ini demi keamanan yang maksimal.

Artikel lengkapnya bisa di baca pada posting Kekurangan Dan Kelebihan Hino 500 Menurut Saya


Bentuk atau versi tongkat perseneling Hino 500

Bila di lihat, Hino 500 menggunakan beberapa versi pada truknya. Yang pertama versi biasa dan yang kedua versi eaton. Sistem eaton seperti ini pertama kali digunakan pada truk Mitsubhisi Fighter lalu digunakan oleh truk - truk lokal merek lainnya. Memang tidak seperti sistem perseneling standart yang cuma tinggal mendorong maju dan mundur. Sistem saklar jika belum terbiasa memang sedikit merepotkan karena harus menarik saklar terlebih dahulu baru mendorongnya untuk masuk ke gigi yang di inginkan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada posting saya yaitu Bentuk Tongkat Perseneling Truk Hino 500 versi Saklar


Jumlah Gigi perseneling Pada Hino 500 Versi Saklar dan versi tampar

Hino 500 versi saklar memiliki jumlah perseneling atau gigi perseneling sebanyak 11 (sebelas) buah dan pada versi tampar memiliki jumlah gigi perseneling sebanyak 10 (sepuluh) buah. Apa yang membedakan? Perbedaannya adalah ruang untuk memasukan gigi perseneling. Pada versi tampar ruang yang dimiliki yaitu 2 (dua) ruang berbeda untuk gigi kecil (kura - kura) dan ruang gigi besar (kelinci). Pada ruang kura kura atau gigi kecil memiliki tempat gigi sebanyak 6 tempat gigi perseneling dimulai dari: R, C, 1, 2, 3, dan 4. Sedangkan untuk ruang kelinci atau ruang gigi besar memiliki tempat gigi sebanyak 4 tempat gigi perseneling, maka jumlah total gigi perseneling pada sistem tampar adalah 10 gigi perseneling.

Lain halnya pada sistem saklar, sistem ini memiliki jumlah perseneling 11 (sebelas) atau lebih banyak 1 gigi daripada sistem tampar. Lho kok bisa? Untuk mengetahui secara lengkap tentang hal tersebut silahkan lihat posting saya yaitu Cara Pengoperasian Perseneling Truk Hino 500 Lengkap dan juga Sistem Pengoperasian Perseneling Truk Hino 500


Mungkin sampai disini dulu posting ini saya buat, silahkan baca secara lengkap artikel yang sudah saya buat sebelumnya yang berhubungan dengan Hino 500. Semoga bermanfaat

Bentuk Dan Fungsi Air Suspension

Sering sekali kita melihat bus - bus terutama yang di khususkan untuk pariwisata bertuliskan "Air Suspension" yang terdapat pada kaca samping bus tersebut, bahkan cukup besar hingga hampir memenuhi panjang bus. Namun pengartian tentang fungsi dan bagaimana bentuknya tentang air suspension masih belum di ketahui oleh sebagian besar orang, itupun termasuk beberapa pengguna bus yang bersangkutan.


Air SuspensionKondisi Air Suspension saat mesin hidup

Air Suspension adalah atau merupakan salah satu fungsi yang bisa di bilang baru (sebenarnya sudah lama juga) yang di terapkan pada kendaraan khususnya kendaraan besar seperti truk dan bus. Air suspension atau dalam bahasa indonesianya adalah suspensi udara atau bisa juga di sebut pegas udara. Penggunaan air suspension di sini merupakan sebagai pengganti peer yang biasa di gunakan truk dan bus sebelumnya. Kenapa saya sebut bahwa air suspension di khususkan untuk kendaraan besar? Karena dari kata "air" atau bahasa indonesianya adalah "udara", anda sudah bisa menebak bahwa kendaraan yang yang menggunakan udara sebagai fungsi utama adalah truk dan bus. Jadi karena itulah hanya truk dan bus saja yang menggunakan sistem seperti ini.


Air Suspension Cabin TruckPenggunaan Air Suspension pada cabin truk

Umumnya air suspension di ketahui oleh masyarakat luas hanya di pakai oleh bus - bus saja, jangan salah ya, truk besar juga sudah memakai sistem seperti ini. Truk - truk yang menggunakan sistem air suspension pada umumnya merupakan truk buatan luar negeri, untuk truk produksi lokal saat ini masih belum di terapkan (setahu saya begitu).


Bentuk daripada Air suspension tersebut saya ketahui pada saat masih menjadi kenek dump truk. Pada masa - masa itu penggunaan truk lokal masih belum ramai berkembang seperti saat ini. Salah satu truk yang menggunakan air suspension adalah truk Nissan Diesel Custom. Untuk type saya sendiri kurang paham hanya banyak pengemudi mengatakan sebagai nissan elektrik. Salah satu yang saya ingat adalah truk ini memiliki 1 buah rongga udara pada kap depan. Selain itu sistem pada pedal gas tidak menggunakan kawat seling tapi menggunakan kabel (konstruksinya mirip seperti potensio). Pada saat itu yang saya ketahui posisi atau letak air suspension berada di bawah cabin truk atau bisa dikatakan sebagai penyangga cabin truk. Pertama memang hanya hal tersebut yang saya ketahui, tapi tenyata ada lagi di mana letak air suspension di pergunakan. Selain untuk penyangga cabin truk, air suspension juga di gunakan sebagai pengganti peer roda belakang.

Penggunaan air suspension biasanya ditujukan untuk memberikan kenyamanan pada pengguna ketika berada di jalanan yang berlubang, jalanan tambal sulam atau tidak rata. Selain itu penggunaan air suspension menurut saya lebih nyaman saat berada atau melintas di jalanan yang banyak lubangnya di bandingkan menggunakan peer.


Air Suspension AutoSupplyAutosupply Air Suspension

Bagaimana Sistem Kerja Air Suspension?

Memang jika dilihat sekilas tidak ada perbedaan dengan truk - truk yang menggunakan peer, tapi jika di lihat secara seksama pasti akan terlihat. Umumnya air suspension menggunakan sistem otomatis untuk mengisi angin dan membuang angin, karena sistem inilah maka akan ada gerakan tertentu yang terjadi pada kendaraan yang bersangkutan. Jika anda mengetahuinya untuk pertama kali pasti akan berkata "Lho, Wow, Keren..". Penggunaan air suspension atau tidaknya pada truk atau bus bisa kita ketahui ketika kendaraan tersebut pada posisi ketika mesin dinyalakan dan pada mesin di matikan.

Saat mesin dinyalakan.
Sebelum pengemudi menyalakan mesin kendaraan tersebut, alangkah baiknya apabila anda melihat secara seksama posisi kendaraan tersebut jika ingin mengetahui perubahannya. Umumnya sebelum mesin dinyalakan, kondisi kendaraan tersebut akan terlihat ceper (bingung bahasanya gimana), tapi ketika mesin dinyalakan, kendaraan tersebut lambat laun akan menjadi tinggi dan kondisi ceper tadi akan menghilang.


Air Suspension pengganti peer

Apa Alasannya?
Ketika mesin menyala, secara otomatis angin dalam tabung udara utama akan diisi, setelah kondisi angin dalam tabung utama sudah cukup atau sudah pada batasnya, maka udara dalam tabung penyimpanan tersebut akan segera di salurkan secara otomatis ke ruangan air suspension /pegas udara secara bertahap. Karena bertahap inilah secara perlahan kendaraan akan meninggi sedikit - demi sedikit. Pengisian pada ruang air suspension akan berhenti otomatis apabila kondisi sudah dianggap penuh pada saat kondisi kendaraan dalam keadaan diam atau tidak bergerak. Namun ketika kendaraan tersebut bergerak maka beban akan menjadi signifikan atau naik turun, maka secara otomatis pula air suspension akan segera menstabilkan kebutuhan angin. Udara pada air suspension otomatis akan terus terisi apabila beban berat bertambah seperti melewati jalan berlubang (intinya bergelombang, mirip off road). Sebaliknya, udara pada air suspension akan di kurangi otomatis ketika kondisi kendaraan berjalan di jalan yang rata bahkan hingga 20% dari kondisi diam dengan tujuan agar pengguna kendaraan tersebut merasa lebih nyaman. Ketika pada posisi ini, pengguna akan merasa seperti naik mobil mahal yang tidak merasakan goncangan sama sekali padahal sedang naik truk atau bus.


Pada saat mesin dimatikan, maka rangkaian otomatis pada air suspension akan menjadi off, karena hal tersebut sedikit demi sedikit udara akan di buang dari ruangan air suspension hingga tersisa sedikit. Karena pembuangan udara tersebut, maka kondisi kendaraan akan kembali menjadi ceper. Jika anda berpergian menggunakan bus yang menggunakan air suspension, tidak ada salahnya untuk meluangkan waktu mengintip sedikit apakah benar bus tersebut menggunakan air suspension atau hanya tulisannya saja yang air suspension. Karena saya sendiri sama sekali tidak suka teori, saya lebih memprioritaskan praktik dan pengalaman. Terima kasih semoga bermanfaat

Truk Tidak Bisa Start, Angin Tabung Habis, Dan Perseneling Masuk. Bagaimana Menetralkannya?

Sebenarnya banyak sekali komentar - komentar yang masuk di blog Truk Bercerita tentang permasalahan seputar truk, namun saya tidak bisa membalasnya jika jawaban secara asal - asalan karena bukan hanya pembaca yang berkomentar saja yang membutuhkan jawabannya, pengguna lainnya pun mungkin juga ingin mengetahuinya karena jika kesehariannya bergelut dengan truk, maka informasi seperti ini sudah menjadi kebutuhan penting. Betul?. Salah satu komentar yang masuk yang bisa saya saya jawab seperti pada posting ini atau posting - posting pada kategori "Tanya Jawab" sebelumnya sudah saya terbitkan terlebih dahulu pada posting - posting di mana komentar tersebut ada, maka mulai dari ini, saya akan menjawab komentar tersebut dengan postingan seperti ini namun dengan alamat urlnya saja. Dengan demikian, pembaca yang sebelumnya berkomentar bisa membaca artikel tentang apa yang di tanyakan.


T: om maaf, buat para senior yg khatam di hono lohan. . saya mau tanya, saat ini posisi truck lohan 260 ti yg saya bawa sedang posisi parkir, dan posisi persneling masuk ke kura 2. . 1 hari full mobil parkir,saat saya mau jalan, angin tabung ternyata kosong, aki pun tidak kuat stater. di karenakan angin kosong pd tabung, gigi persneling jadi gk bisa pindah ke netral. . saya mau nanya, gmn solusi nya ya.?? . please..help me. . makasih sblumnya.

J: Terima kasih sebelumnya atas komentar yang telah diberikan. Disini solusi yang bisa saya berikan ada 2 versi dan versi tersebut ada yang mudah dan ada yang cukup sulit.


Versi 1:
Versi ini adalah versi yang mudah yaitu dengan mengganti aki tersebut. Dengan mengganti aki, otomatis truk kembali kuat untuk start mesin. Apabila kesulitan untuk membeli aki baru, bisa juga meminjam sejenak aki milik teman atau pengemudi lain yang kondisinya sama - sama parkir. Kalau tidak ada untuk pinjam atau tidak bisa membeli yang baru, tidak perlu khawatir, cukup di charge saja ke tempat charge aki terdekat. Setelah itu sudah pasti angin tabung yang kosong akan terisi. Lalu bagaimana cara membuat perseneling menjadi netral karena pada saat tersebut posisi gigi perseneling masuk? Kembali ke pengalaman karena pengalaman adalah guru yang paling berharga dan juga bukan hanya sekedar teori.


Biasanya, perseneling yang masuk menjadi sulit dinetralkan ketika mesin mati adalah karena kondisinya tertekan oleh tekanan stick join, karena hal ini sama seperti mengambil ganjal yang tertekan oleh ban. Bisa dibayangkan jika sebuah ganjal di ditekan oleh ban, jelas untuk melepaskannya sangat susah sekali. Solusinya adalah dengan menjauhkan ban tersebut dari ganjal tadi yaitu bisa dengan cara memajukan atau memundurkan truk apabila mesin truk bisa di hidupkan dengan normal atau apabila mesin truk tidak mau menyala bisa dengan menggoyang - goyangkan truk tersebut dengan cara di dorong oleh orang.


Cara tersebut sama dengan solusi dari komentar di atas. Setelah mengganti aki, otomatis mesin bisa start, sebelum menghidupkan mesin ada baiknya apabila terlebih dahulu ban atau roda di ganjal dengan jarak bisa kurang atau bisa lebih 1 meteran pada bagian depan dan belakang ban apabila posisi truk berdekatan dengan truk lain yang sedang parkir. Kenapa harus diganjal dengan jarak tertentu? Karena pada posisi perseneling masuk, sudah pasti saat start truk spontan akan loncat, maka ganjal tersebut digunakan sebagai antisipasi untuk menghentikan gerakan truk karena posisi angin tabung kosong, karena angin tabung kosong maka sudah pasti rem truk tidak akan berfungsi. Setelah persiapannya selesai, pertama - tama hal yang harus dilakukan adalah menghidupkan mesin truk. Ketika memulai start mesin, anda tidak perlu khawatir jikalau mesin akan menyala dan truk berjalan. Mesin hanya berbunyi mengikuti putaran dinamo starter saja dan ketika sudah berbunyi. Secara bersamaan atau saat truk sudah loncat - loncat, dorong tongkat perseneling ke arah netaral. Mendorongnya pun tidak perlu dengan tenaga super, cukup seperti anda mendorong seperti biasanya. Kondisi truk yang tiba - tiba loncat tersebut dapat membuat tekanan yang berada di stick join yang berhubungan dengan ban atau roda akan hilang, setelah tekanan hilang otomatis gigi perseneling bisa berpindah ke posisi netral meskipun kondisi mesin tidak menyala sebelumnya. Setelah berhasil menetralkan gigi perseneling, maka truk bisa dihidupkan secara normal untuk mengisi angin tabung.


Versi 2:
Apabila kondisi parkir yang bisa di bilang berada di lapangan atau jauh dari kendaraan atau benda - benda lain. Caranya sedikit berbeda dari versi 1 yaitu dengan cara mendorong truk yang bermasalah tadi dengan truk lainnya (kalau pakai tenaga orang sudah jelas cepat capek.) Mendorong dengan truk lain bisa dengan cara adu bak belakang yaitu truk yang mendorong akan bergerak mundur dan truk yang bermasalah otomatis bergerak maju. Ketika proses pendorongan atau roda sudah berputar, persiapan pengemudi truk yang bermasalah yaitu memompa - mompa pedal gas karena kondisi ini dapat membuat mesin truk menjadi hidup atau menyala. Nyala atau tidaknya tergantung posisi kunci kontak truk yang bermasalah tersebut, namun menurut saya lebih baik posisi kunci sedang on atau acc atau menyala. Persiapan berikutnya yaitu mendorong tongkat perseneling ke arah netral. Kondisi ini bisa dilakukan apabila berada di lapangan atau ruangan yang cukup luas agar terhindar dari hal - hal yang tidak di ingin.

Bersiap. Saat proses mendorong truk, truk yang bermasalah otomatis dari putaran roda awal akan langsung loncat, pada saat loncat - loncat inilah pengemudi truk yang bermasalah memompa - mompa pedal gas (ada juga yang tidak perlu memompa - mompa pedal gas) agar mesin truk bisa menyala. Saat mesin truk yang bermasalah dapat menyala, doronglah tongkat perseneling ke arah netral tanpa menginjak pedal kopling karena pedal kopling tersebut sudah pasti sangat keras tanpa bantuan angin. Usahakan mendorong terus tongkat perseneling hingga netral. Laju truk bermasalah tersebut hanya loncat - loncat saja. Kemungkinan truk mesin truk juga akan menyala dengan sendirinya. Apabila mesin truk menyala pasti truk bergerak maju perlahan - lahan. Untuk mengakali bagaimana caranya untuk mengerem darurat yaitu dengan mengangkat tuas handrem secara perlahan - lahan karena ketika truk berjalan meskipun lambat, mengangkat tuas handrem cukup berat. Jadi seperti itulah solusi yang bisa saya berikan.


Maaf ada yang ketinggalan. Tambahan tentang masalah diatas adalah truk yang sudah menggunakan handrem tipe chamber (tipe ini umumnya di gunakan untuk truk - truk seperti trailer, namun sekarang sudah digunakan secara universal atau umum seperti Hino 500 dan UD Quester. Apabila permasalahannya terjadi pada truk dengan handrem chamber, secara logika mendorong truk sudah tidak dapat digunakan lagi karena truk dengan sistem chamber bergantung sekali pada angin yang berada di tabung penyimpanan angin. Jadi meskipun tuas handrem tipe chamber tersebut berada pada posisi off, truk yang bersangkutan pasti tidak bisa bergerak sama sekali karena angin yang dibutuhkan untuk mengisi dudukan atau ruang chamber itu sendiri tidak mencukupi. Contohnya seperti sebuah truk gandeng yang melepaskan gandengannya. Ketika proses pelepasan tersebut pasti si kenek akan melepaskan saluran angin dari tabung menuju ruang chamber pada bagian gandengannya. Ketika pelepasan selang angin tersebut, otomatis rem pada bagian gandengan truk akan berfungsi seketika atau mengerem otomatis. Bisa juga dikatakan seperti ini: ketika fungsi chamber tidak memiliki angin yang cukup atau sama sekali tidak ada pasokan angin yang berasal dari tabung angin, maka tuas rem atau kampas rem yang berada di tromol akan mengerem sekuat tenaga karena fungsinya seperti itu. Lalu anginnya berfungsi untuk apa? Umumnya angin pada tabung truk untuk fungsi chamber adalah membuat posisi chamber menjadi off. Jadi kesimpulannya adalah apabila tidak ada angin, otomatis posisi chamber menjadi On, sedangkan bila terdapat angin yang cukup posisi chamber akan menjadi off, seperti itulah. Sering sekali kita melihat proses dimana truk - truk mengaktifkan dan menonaktifkan tuas chamber namun kita sendiri tidak menyadarinya.


Salah satu contohnya yang bisa saya berikan adalah ketika kita berada di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum), ketika ada sebuah trailer hendak mengisi bahan bakar kita pasti menengok dan melihat sekilas truk trailer tersebut lalu membiarkan atau sesuatu hal yang biasa. Tapi seketika kita akan kembali melihat truk trailer tersebut secara sedikit kaget (mungkin sedikit kaget) karena truk trailer tersebut saat berhenti mengeluarkan suara angin yang cukup nyaring dan panjang. Suara yang cukup nyaring itulah pertanda tuas handrem pada truk trailer tersebut berada pada posisi On. Kenapa bisa begitu? Karena ketika tuas handrem berada pada posisi On, maka angin yang berada dalam ruang chamber sudah tidak diperlukan lagi. Membuang angin yang berada ruang chamber dapat membuat fungsi pengereman paling maksimal secara otomatis jika dilakukan secara manual seperti anda menginjak pedal rem mobil anda secara kuat atau bahkan kuat sekali (nginjak pedal rem sampai ngeden). Hal ini dimaksudkan agar truk tersebut tidak bergerak ketika pengemudi sedang mengisi bahan bakar. Suara angin pada chamber akan berbeda ketika chamber masuk pada posisi Off. Suara angin yang terdengan akan terasa lirih atau pelan, kenapa seperti itu?. Karena ketika posisi chamber menjadi Off, maka ruang chamber membutuhkan pasokan angin yang berasal dari tabung angin utama. Ketika proses pengisian angin dari tabung ke ruang chamber pasti terdengar suara angin namun tidak berisik seperti saat chamber dalam posisi On. Suara angin yang dihasilkan dari proses ini sangat pelan atau tidak berisik bahkan tidak berbunyi sama sekali karena angin masuk ke ruang chamber tersebut.

Sebenarnya pada posting ini saya cukup kesulitan untuk merangkai kalimatnya. Memang solusinya sudah ada di kepala namun cara penyampaiannya yang sedikit sulit. Mohon maaf bila kalimat - kalimat yang saya buat ini agak sedikit aneh pengartiannya. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Salah Satu Alasan Ban Depan Truk Menggunakan Ring Tambahan

Pernah terfikirkan tidak kenapa beberapa truk seperti mitsubishi ganjo, isuzu giga menggunakan ring pada bagian depan roda truknya?. Selamat sore dan juga saya ucapkan selamat menunaikan ibadah puasa ya bagi anda yang beragama islam. Artikel ini saya tulis bertepatan dengan bulan ramadhan. Sebenarnya sudah beberapa artikel yang saya buat pada bulan ramadhan ini. Saya sendiri juga ingin membuat video dengan ucapan seperti itu namun apa daya bahan untuk videonya masih belum punya saat ini, jadi mohon di maklumi ya.


Penambahan ring pada roda depan produsen truk - truk tertentu bukan berarti itu hanya sebuah hiasan. Ada fungsi tersendiri dibalik pengadaan tersebut. Pada hino 500 kok tidak ada? Tapi di hino lohan atau hino badak kok ada? Beberapa versi truk terbaru sudah tidak menggunakan ring pada roda depannya seperti hino 500 dan UD Quester. Apa fungsi sebenarnya dari pengadaan ring tersebut? Sebenarnya sangat simple fungsinya hanya saja kebanyakan orang (bukan pengemudi) atau bahkan pengemudi itu sendiri kurang memahami walaupun tanpa sadar sering digunakan fungsinya.



ring pijakan ban truk

Fungsi utama penambahan ring pada roda depan truk adalah untuk pijakan pertama ketika pengemudi akan masuk kedalam kepala truk. Truk - truk besar yang menggunakan ring pada roda depan kebanyakan pijakan yang terdapat pada kepala truk hanya berjumlah 1 buah pijakan saja dan juga kondisinya yang cukup tinggi. Maka oleh sebab itu diberikan tambahan yaitu ring pada roda depan sebagai pijakan pertama sebelum pijakan yang ada di kepala truk. Bagaimana? Sudah jelas sekarang?.


Produsen truk berfikir tentang bagaimana mempermudah pengemudi untuk naik ke atas truk tanpa harus menyusahkan pengemudi truk tersebut karena pijakan yang cukup tinggi. Selain itu kebanyakan pengemudi truk memiliki badan yang rata - rata cukup gemuk, coba anda bayangkan bagaimana pengemudi truk yang berbadan gemuk naik ke dalam truk dengan pijakan yang tinggi tanpa bantuan dari ring yang ada di roda? Pasti anda tertawa sendiri ketika membayangkannya. Selain pengemudi truk yang bertubuh gemuk, rata - rata juga pengemudi truk sudah berumur (bapak - bapak bahkan kakek - kakek). Seandainya masih seumuran bapak - bapak masih bisa naik tanpa menggunakan ring tersebut, tapi kalau sudah kakek - kakek apakah masih bisa naik tanpa ring tambahan tadi? Bisa - bisa keneknya nanti yang gendong.


Memang tidak bisa di targetkan truk versi tersebut untuk pengemudi berumur berapa. Truk tersebut masih tetap tergolong universal yang bisa dipakai untuk semua umur dengan memanfaatkan pijakan tambahan yang berupa ring pada roda depan truk tersebut. Bagaimana dengan truk - truk seperti hino 500, kenapa tidak ada ring pada roda depannya?. Hino 500 dan juga UD Quester saat ini sudah menggunakan 2 sampai 4 pijakan untuk naik ke dalam truk, jadi sudah tidak diperlukan lagi ring tambahan. Versi terbaru saat ini untuk pijakan truk penerapannya sudah mengikuti gaya dari truk - truk buatan jepang dan eropa. Pijakan pertama sudah tidak memakai ring pada roda tapi memakai pijakan yang sudah disiapkan terhubung melalui casis truk. Pijakan yang menggunakan cassis truk sedikit lebih rendah dibandingkan pijakan yang menggunakan ring pada roda. Biasanya standard untuk pijakan pertama yang paling bawah adalah sejajar dengan as roda depan untuk truk - truk bak atau sejenisnya, sedangkan pijakan paling bawah berada sedikit dibawah as roda depan untuk truk - truk sejenis trailer. Bila kurang yakin silahkan dicek sendiri ya.


Penghapusan pijakan ring pada truk saat karena tambahan pijakan tersebut. Selain itu pijakan yang berbentuk ring tadi saya sendiri menganggapnya kurang baik bila truk digunakan pada lokasi atau medan berat seperti tambang. Kebanyakan lokasi pertambangan memiliki jalan yang cukup extrime (jalan ambles, jalan bebatuan). Jalanan seperti ini sangat mudah sekali merusak ring roda untuk pijakan. Selain hal tersebut, ada juga kekurangan lain yang dapat membuat ring menjadi berbentuk tidak beraturan. Hal ini adalah pengalaman saya sendiri ketika proses muat barang yang kondisinya diwajibkan berdekatan dengan trotoar tempat muat muat. Memang awalnya tidak disadari karena sedang proses muat barang namun setelah selesai, saat truk dipindahkan tenyata ring sudah bengkok menjadi tidak beraturan karena tergerus oleh trotoar yang cukup tinggi.

Posisi Saklar Range Pada Truk Saat Memasukan Gigi Mundur Dan Setengah

Truk yang sistem persenelingnya menggunakan range high low atau kuar - kura kelinci sudah banyak dipakai saat ini di indonesia. Kebanyakan para pengemudi truk masih belum mengetahui tata cara untuk mengoperasikannya. Memang ada resiko akibat kesalahan ketika salah mengoperasikan sistem perseneling seperti ini. Karena hal tersebutlah saya membuat ulasannya kali ini. Artikel kali ini saya buat berdasarkan komentar yang ada di blog truk bercerita. Lho, kok blog? Bukannya situs truk bercerita?. Blog atau situs saya anggap sama saja karena adanya cuma di dunia maya saja. Jadi anda mau menyebut halaman ini blog atau situs terserah anda, yang penting bisa berguna dan menambah wawasan di dunia truk.


Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada pembaca blog truk bercerita yang sudah memberikan komentar. Semua komentar - komentar yang masuk akan disaring terlebih dahulu sebelum saya terbitkan. Seandainya ada pertanyaan dalam konmentar tersebut, saya akan menjawabnya secara langsung pada komentar tersebut apabila sedikit kalimat yang dibutuhkan namun saya akan membuat postingan secara detail apabila jawabannya cukup panjang dan berbelit - belit.


T:Maaf mas sy mau tanya? Kalau mau masukkan gigi mundur atau gigi setengah, posisi saklar hrs dmn ya, High atau low? Terimakasih.

Tongkat Perseneling Hino 500 Saklar

J: Sebelumnya terima kasih atas pertanyaan tersebut. Okay langsung saja. Ketika akan memasukan gigi mundur atau setengah, hal pertama yang perlu diketahui adalah posisi range. Range sendiri adalah sebuah fungsi untuk mengatur ruang atau mengatur tempat untuk gigi perseneling. Jadi faktor utamanya adalah range itu sendiri. Kesalahan pada posisi range dapat berakibat buruk pada mesin truk tersebut, maka dari itu berhati - hati bila ini masih sebuah pembelajaran untuk anda.

Ketika ingin memasukan gigi mundur atau setengah, maka range yang dibutuhkan adalah range rendah atau biasa di sebut range low atau kura - kura. Untuk truk dengan sistem perseneling saklar, maka terlebih dahulu tuas saklar harus menghadap ke bawah. Varian versi saklar ada 2 yaitu posisi ke atas dan posisi kebawah, artinya adalah saat saklar dalam posisi kebawah artinya range yang sedang di gunakan adalah range rendah. Range rendah ini digambarkan pada indikator spidometer yaitu dengan text "low" (contohnya adalah truk isuzu giga) atau bergambar "kura - kura" (contohnya adalah truk Hino). Gigi perseneling mundur dan setengah tersebut masuk dalam range low atau kura - kura, jadi apabila range sudah masuk pada kondisi tersebut maka anda tinggal memasukan gigi persenelingnya saja tanpa harus mengubah range lagi. Untuk truk besar posisi memasukan gigi perseneling mundur adalah menekan tongkat perseneling kearah pojok kiri mentok lalu dorong ke depan. Sedangkan untuk truk besar ketika memasukan gigi perseneling setengah adalah menekan tongkat perseneling kearah pojok kiri mentok lalu dorong ke belakang. Mungkin seperti itulah solusinya.


Sistem perseneling entah itu tipe saklar atau tipe tampar, penggunaanya masih tetap sama seperti cara diatas hanya saja ada sedikit perbedaan khusus untuk yang menggunakan versi saklar. Untuk memasukan gigi perseneling mundur pada versi saklar ternyata bisa dilakukan pada range apapun (range kura - kura, low atau range kelinci, high) namun karena range yang berbeda tersebut maka tenaga yang diperoleh juga berbeda. Ketika posisi truk sedang mundur pada range kura - kura, suara mesin akan terdengar meraung namun laju truk masih tetap lambat. Berbeda ketika posisi truk sedang mundur pada range kelinci, suara mesin seperti tidak kuat namun laju truk saat mundur sangat cepat. Hal ini sering sekali terjadi pada pengemudi truk - truk lain yaitu setelah mengemudikan truknya dan akan menempatkan truknya kedalam area parkir, mengemudi dari kejauhan sudah pasti saat itu range yang di pakai adalah range kelinci, terlebih dahulu truk tersebut akan maju menata bagian belakang truk untuk mundur, namun karena pengemudi truk juga manusia yang tidak luput dari lupa, tanpa terlebih dahulu mengubah range sebelum memasukan gigi mundur maka hasil yang didapatkan adalah saat mundur truk terasa berat dan lajunya cukup kencang. Hal tersebut bisa terjadi apabila truk dalam kondisi kosong, truk dalam kondisi bermuatan jika keadaannya seperti itu pasti mesin truk akan langsung mati karena tidak kuat untuk menggerakannya. Maka kesimpulannya adalah pada truk - truk yang menggunakan range versi saklar seperti hino 500, mitsubishi ganjo, mitsubishi HD bisa menggunakan persenling mundur dengan range high dan low atau range kura - kura dan kelinci. Sekian dulu semoga bermanfaat. Apabila ada yang perlu ditanyakan silahkan berkomentar dikolom komentar yang sudah disediakan.

Cara Berkendara Dari Mobil Kecil Ke Truk Besar Yang Harus Di Ketahui

Postingan ini saya buat berdasarkan komentar yang ada di blog ini. Karena sudah lebih dari 50 postingan, jadi saya sendiri lupa komentar ini berasal dari posting yang mana. Kok bisa tau? Lihat dari mana? Saya lihat langsung dari kolom komentar administator blogger, semua komentar seperti yang baru masuk, di terbitkan, belum dibaca dan juga spam pasti muncul disitu. Setiap komentar yang masuk pasti saya baca terlebih dahulu apakah layak atau tidak untuk di terbitkan tidak terkecuali spam, komentar spam pun akan saya terbitkan jika masih berhubungan dengan tema blog ini yaitu otomotive. Ada sedikit bingung sih sebenarnya. Bukan tentang penjelasan yang akan ditulis, melainkan tentang judul artikel ini sebelumnya.


truk

Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada pembaca blog truk bercerita yang sudah berkomentar. Sebelumnya juga saya pernah menulis soal komentar pembaca yang akan saya buat postingan. Jadi bila ada yang ingin di tanyakan bisa langsung menulisnya di kolom komentar di bagian bawah.


Postingan kali ini berasal dari komentar salah satu pengunjung blog truk bercerita. Maaf, ID di rahasiakan.

T: Saya sangat ingin mengendarai super truck tapi tidak tau harus mulai dari mana soalnya saya cuma bisa mobil kecil, tolong kasih petunjuk.

J: Terima kasih sebelumnya sudah berkomentar. Bagaimana awalnya cara mengemudikan truk yang sebelumnya hanya bisa mengemudikan mobil kecil (mobil station/pick up)?. Sebenarnya jika sudah mahir dimobil kecil pasti bisa mengemudikan sebuah truk hanya dengan beberapa kali praktik atau latihan beberapa hari saja bahkan 1 hari latihan pasti bisa mengemudikan sebuah truk. Apa yang wajib di ketahui?. beberapa hal - hal baru untuk mengendari sebuah truk yang wajib diketahui adalah sebagai berikut:


1. Lebar kendaraan atau lebar truk.
Lebar sebuah truk selisihnya sangat besar lho dibandingkan lebar mobil kecil jika di ukur dengan skala saat berjalan di jalan raya. Kalau diukur pakai meteran ya kecil paling tidak sampai 1 meter selisihnya. Saat mengemudikan mobil kecil, sang pengemudi bisa bebas melihat posisi kendaraan yang berada dikanan dan kiri mobilnya, namun saat membawa truk besar pasti sulit untuk melihat kondisi kanan kiri dan yang paling sulit pada sebelah kiri karena kondisi kemudi truk berada diatas kendaraan kecil seperti motor dan mobil kecil. Jika di tengok sekilas sudah pasti tidak terlihat posisinya. Maka dari itu agar pengemudi truk bisa melihat kondisi kendaraan yang berada kirinya, pengemudi truk bisa melihatnya melalui kaca spion truk sebelah kiri bagian samping dan bagian bawah. Jika sudah di ketahui posisi kendaraan yang ada disamping, baru anda bisa menerka (feeling) posisi kendaraan tersebut yang sebenarnya. Hal ini merupakan antisipasi agar anda yang notabene baru saja beralih dari mobil kecil ke truk besar terhindar dari kecelakaan seperti menabrak kendaraan disamping kiri anda, menyerempet kendaraan disamping kiri anda, trotoar, dan lain sebagainya.


Ketika mengemudikan mobil kecil seperti contoh ketika dijalan tol, jarak kendaraan seperti mobil atau truk yang berada disamping mobil anda akan terlihat sangat jauh ketika sejajar. Namun akan sangat berbeda ketika mengemudikan sebuah truk besar pada posisi akan mendahului 2 buah truk yang berada dikanan dan kiri anda, jika ini kali pertama feeling atau perkiraan anda pasti akan menabrak bagian belakang truk. Bisa dipastikan jika menghindar sedikit ke kanan, truk sebelah kanan akan tertabrak dari belakang. Jika menghindar sedikit kekiri, truk sebelah kiri akan tertabrak dari belakang. Selain itu kepanikan akan terjadi ketika menyeimbangkan kemudi. Kepanikan tidak membuat mengemudi anda menjadi lebih baik, justru jalan truk yang anda bawa lebih menghawatirkan karena speling kemudi truk sedikit lebih banyak daripada mobil kecil. Oleh karena itu lebar kendaraan saya prioritaskan menjadi yang pertama. Di jalan raya umum atau jalan tol, percaya atau tidak ketika sebuah truk akan mendahului truk lain, jarak pada samping truk saat berjajar tidak lebih dari 1 meter pada jalan raya umum. Jika didalam jalan tol, ketika truk akan mendahului truk lain yang berada di lajur kanan dan lajur kiri, ketika sejajar tidak lebih dari setengah meter bahkan untuk kaca spoin pasti nyaris kena (dalam kondisi masih didalam marka atau garis jalan). Bila anda tidak percaya, silahkan lewati jalur tol tanjung perak - mojokerto saat jam kerja, hal ini merupakan pengalaman saya sendiri karena jam - jam tersebut merupakan aktifitas terpadat.


Biasanya jika pertama kali melihat lebar truk dari luar, anda hanya melihat lebar kepala truk saja. Bila seperti itu saya menganggapnya salah. Bagaimana yang benar? Ketika ingin mempelajari lebar sebuah truk, jangan hanya terfokus dari lebar kepala truk saja, melainkan di mulai dari posisi kaca spion kanan sampai kaca spion kiri truk tersebut. Jika terfokus hanya pada kepala truk saja, bisa - bisa nanti akan kesulitan saat mendahului truk - truk lain karena tidak kepikiran kaca spion. Letak kaca spion pada truk lebih keluar kesamping daripada bak truk, hal ini perlu diketahui.


2. Panjang Truk.
Saya setiap hari pasti melihat mobil kecil lalu lalang, cuma berapa ya panjang mobil kecil? Soalnya tidak pernah saya ukuri. Perkiraan saya sekitar 2 sampai 3 meteran mungkin. Ukuran panjang seperti mobil kecil tersebut membuatnya lincah salip kiri, salip kanan, salip atas, salip bawah. Hanya cukup sedikit mendahului saja bisa langsung tekuk stir ke arah yang di inginkan, sangat mudah bukan?!. Tapi bagaimana bila yang anda kemudikan memiliki panjang 7 meter, 9 meter bahkan sampai 14 meter? Tekuk stir langsung berangkat deh...


Setelah memahami lebar kendaraan, anda wajib memahami panjang kendaraan yang akan dikemudikan. Oleh sebab itu saya masukkan ke urutan yang kedua. Pemahaman panjang sebuah truk bisa sedikit lebih lama daripada pemahaman lebar truk. Biasanya seperti yang saya tulis diatas yaitu panjang truk adalah ketika selesai mendahului dan beralih lajur maka kondisi belakang truk harus sudah kosong (tidak ada kendaraan lain di samping atau lajur yang akan digunskan). Memang bisa dilakukan ketika kendaraan yang sudah anda dahului tadi sudah sangat jauh dari pandangan kaca spion meskipun belum bisa memahami panjang truk sendiri, tapi kalau darurat seperti tiba - tiba ban bocor?, ingin buang air?, ada teman yang mau numpang? Eng ing eng...jelas merepotkan bukan. Oleh sebab itu pemahaman panjang truk perlu dan wajib diketahui.


Diatas merupakan kondisi maju, lalu bagaimana jika kondisi mundur sedangkan panjang truk tidak paham? Misalnya didalam area pabrik truk anda waktunya bongkar muatan lalu disuruh mundur sedangkan untuk mengira - ngira panjang truk yang anda kemudikan masih bingung, tidak masalah bila ada yang memberi aba - aba tapi kalau tidak ada bagaimana? Jalan satu - satunya adalah memundurkan truk sambil membuka pintu dan melihat kebelakang. Jika seperti ini berarti anda sudah ketahuan tidak memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM) atau SIM hasil calo. Karena saat pengujian pembuatan SIM, mundur dengan menengok kebelakang atau mengeluarkan anggota badan dengan tujuan mengetahui posisi belakang kendaraan dilarang dan tidak lulus.


3. Sistem Perseneling.
Sistem perseneling untuk truk besar saat ini sangat berbeda dengan mobil kecil. Mobil kecil biasanya memakai sistem perseneling manual (masuk maju mundur) dan perseneling matic. Sebelumnya ada persamaan sistem perseneling yang digunakan truk - truk besar yaitu perseneling manual (masuk maju mundur) atau bisa disebut sistem perseneling standard. Namun saat ini produsen truk - truk besar sudah memakai versi baru untuk sistem perseneling pada produknya. Contohnya pada Hino versi TI dan Hino 500 yang bisa di bilang standard lagi. Sistem perseneling pada truk Hino saat ini sudah menggunakan versi tampar dan versi saklar. Versi tampar memiliki total perseneling sebanyak 10 gigi perseneling di mulai dari mundur, setengah, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan terakhir 8 (top speed). Untuk versi saklar memiliki total perseneling sebanyak 10 gigi (menurut banyak pengemudi truk, versi ini memiliki total 11 gigi) perseneling di mulai dari mundur pelan, mundur cepat, setengah, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan terakhir 8 (top speed). Anggapan ini menurut saya sendiri memang benar bahwa hino 500 memiliki 11 gigi perseneling. Jadi jika anda ingin menjalankan sebuah truk, terlebih dahulu ketahui bagaimana model sistem persenelingnya karena sudah jarang sekali produsen truk mengeluarkan model perseneling standard untuk truk - truk dengan kelas berat. Namun jangan khawatir, sistem perseneling standard untuk truk masih digunakan hanya saja dikhususkan untuk kelas biasa.


4. Kecepatan.
Berbeda sekali kecepatan ketika mengemudikan mobil kecil dengan truk besar. Mobil - mobil kecil meskipun memiliki gigi perseneling sedikit (contohnya maksimal 5 gigi perseneling maju + 1 mundur) jika di adu dengan sebuah truk sudah pasti lebih unggul untuk mobil kecil. Untuk truk besar, meskipun memiliki banyak gigi perseneling tetap saja tidak bisa di unggulkan sebab truk besar tidak dirancang untuk melaju cepat. Truk- truk besar biasanya memiliki rancangan yang lebih diutamakan seperti tenaga untuk beban. Selain itu, truk - truk besar saat ini sudah menggunakan bahan bakar solar sebagai bahan bakar utama, maka akan sangat terlihat sekali laju yang lamban dibandingkan dengan mobil kecil yang rata - rata berbahan bakar premium.


Mobil kecil kan ada juga yang berbahan bakar solar dan bisa lari cepat? Jika pertanyaannya soal bahan bakar yang sama, maka jawabannya adalah mengenai ukuran kendaraan yang bersangkutan dan ukuran rangkaian gigi rasio itu sendiri. Masih bingung? sebelumnya saya pernah menulis artikel tentang sistem gigi rasio pada truk, silahkan di cari ya. Jika anda berada dijalan dan melihat beberapa truk besar, mungkin anggapan anda itu hanya sama - sama truk besar. Namun sebenarnya truk - truk besar memiliki bagian - bagian tersendiri pada roda belakangnya. Pada truk besar, ada 2 versi + 1 versi untuk bagian belakang rodanya. Kenapa saya menulisnya seperti itu? Kenapa tidak ditulis 3 versi? Karena versi terakhir masih masuk dalam versi yang pertama dengan urutan ke dua. Pertama yaitu versi engkel (ada yang menyebut truk engkel). Truk engkel yaitu truk yang hanya memiliki 1 roda belakang kanan dan kiri. Bisa di samakan dengan mobil kecil yang hanya memiliki 1 roda belakang kanan kiri. Versi yang kedua yaitu 2 roda belakang kanan dan kiri (bisa disebut truk tronton). Dan 1 versi lainnya yaitu 2 roda belakang dikanan dan kiri. Lho, versi ini kan sama? Memang versi ini sama seperti versi sebelumnya, tapi karena ini menyangkut kecepatan maka saya tambahkan versi ini. Lalu apa yang membuatnya berbeda? Yang membuat berbeda ada penggerak rodanya. Lho, bukannya penggeraknya hanya satu di bagian depan? Maka dari itu saya buat varian versinya. Pada truk besar terdapat 2 versi untuk penggerak roda belakang. Kita kembali ke 2 versi + 1 versi untuk mengetahuinya. Untuk versi ke 1 yaitu 1 roda belakang kanan kiri, sudah pasti jelas untuk penggeraknya menggunakan 1 penggerak saja ( biasanya disebut stick join). Penggerak roda tunggal ini mampu melajukan truk dengan cepat dan juga hal positif lainnya bahan bakar lebih irit. Bisa melaju cepat dan irit? Siapa yang tidak ingin mempunyai truk seperti itu, semua pasti menginginkannya. Negatifnya adalah truk - truk seperti ini biasanya tidak memiliki banyak gigi perseneling dan lebih mengutamakan jalanan umum seperti jalan raya atau jalan tol. Bagaimana dengan beban muatan? Truk yang tergolong seperti ini tidak diwajibkan memikul beban yang berat karena beresiko. Jadi tergolong truk dengan beban yang ringan. Apa alasannya dilarang untuk beban berat? saya buat contoh: ketika seorang pemain sepak bola cidera ditandu oleh dua orang depan dan belakang, pasti kedua penandu tersebut mampu mengangkat dan membawanya ke tepi lapangan, tapi mampukah kedua penandu tersebut membawa sekaligus 5 orang dalam satu tandu? Anda tentu bisa menebaknya sendiri.


Versi yang ke - 2 adalah 2 roda belakang kanan dan kiri. Ini adalah versi tengah - tengah. Bila tebakan anda adalah 2 buah penggerak, maka jawaban anda benar namun bisa juga salah. Kok salah? Salah disini saya artikan bahwa versi ini ada yang menggunakan 2 buah penggerak dan ada juga yang menggunakan 1 penggerak. Jadi karena masih ditengah - tengah maka saya anggap jawaban yang menggunakan 2 penggerak adalah salah. Penjelasannya adalah pada versi 2 roda belakang 1 buah penggerak umumnya digunakan untuk mengangkut beban yang berat yang juga mengutamakan kecepatan. Versi ini bisa disamakan dengan versi sebelumnya hanya saja yang sebelumnya dilarang untuk beban berat. Untuk bahan bakar juga masih irit tergantung berapa berat beban yang dibawa. Semakin berat maka jelas semakin boros. Untuk hal negatifnya juga masih tergolong sama seperti versi sebelumnya.


Terakhir yaitu versi 2 roda belakang dengan 2 penggerak. Versi seperti ini biasanya di gunakan untuk medan yang cukup berat seperti di pertambangan, lokasi urug, lokasi yang gampang ambles, bisa dibilang yang cukup extrime. Versi seperti ini pada dasarnya memang untuk sangat lamban soal kecepatan namun sangat mampu melaju meskipun tidak secepat 2 versi sebelumnya. Truk yang saya kemudikan juga memakai versi ini karena selalu membawa beban yang berat dan sering berjalan di medan extrime. Selain itu kebanyak versi ini juga dipakai untuk truk - truk trailer karena beban pada trailer kebanyakan beban berat. Jika dibandingkan pada bahan bakar, versi ini jauh lebih boros, lajunya juga lebih lambat karena versi ini hanya fokus pada beban berat. Rata - rata beban berat yang di angkut adalah 30 ton ke atas jadi sudah pasti mampu membawanya tanpa takut tidak kuat jalan meskipun medannya extrime. Hanya saja saat berjalan sudah pasti seperti kura - kura karena versi seperti ini hanya mengutamakan beban berat dan tenaga saja. Apa bisa melaju cepat saat muatan? Untuk laju cepat sudah pasti bisa hanya saja resiko pada ban meledak jadi lebih tinggi karena beban muatan yang berat.


Begini, soal gigi rasio bisa dirumuskan yaitu semakin banyak gigi rasio (bisa di bilang gigi perseneling), maka sudah pasti selisih antar gigi tersebut semakin sedikit. Berbeda dengan semakin sedikit gigi rasio maka selisih antar gigi semakin besar, karena selisih yang besar maka kemampuan untuk laju kendaraan semakin cepat jika rpm kondisi tinggi. Namun selisih rasio yang besar jika kecepatan menurun, dapat membuat mesin tersendat - sendat seperti mau mati bila tidak dikurangi gigi persenelingnya ke yang lebih kecil. Selisih rasio yang cukup besar memiliki pengaruh besar terhadap kecepatan atau laju kendaraan tersebut. Contohnya seperti ini, ketika kita jalan dengan kecepatan 60km/jam pada gigi perseneling 4, ketika ditambahkan ke gigi 5 atau top speed, maka kecepatan akan naik secara kontan hingga 100km/jam bahkan lebih hingga 120km/jam. Namun untuk truk besar, ketika kita jalan dengan kecepatan 50km/jam pada gigi perseneling 7, ketika ditambahkan ke gigi 8 atau top speed, maka kecepatan akan naik secara kontan hingga 80km/jam bahkan lebih hingga 90km/jam. Perlu diketahui, kecepatan 100km/jam untuk truk besar itu sudah sangat super sekali dan juga sangat memaksa sekali (ngeden). Kenapa seperti itu? Jika di tanya lagi, maka jawabannya kembali ke fungsi utama dan juga rasionya tersebut.


Mungkin sampai disini dulu postingan kali ini. Jika ingin ditambahkan silahkan berkomentar diposting ini. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Mengenal Exhaust Break atau Rem Gas Buang Truk Diesel

Sebenarnya dan umumnya setiap truk memiliki exhaust break. Menurut saya sendiri exhaust break berarti sebuah proses pengereman pada truk yang dilakukan tanpa melalui roda secara langsung seperti menginjak pedal rem melainkan pengereman pada mesin secara langsung. Dengan kata lain exhaust break adalah sebuah proses pengereman pada mesin, Biasanya proses ini menggunakan sebuah part dengan fungsi buka tutup yang terdapat pada knalpot.



Pada truk - truk besar, exhaust break umumnya menggunakan angin yang berasal dari tabung simpanan untuk tenaga saat menutup saluran pembuangan pada knalpot truk. Ketika exhaust break dalam kondisi 'ON', maka suara mendesis akan terdengar di ikuti laju truk yang semakin melambat. Ketika di kembalikan ke kondisi 'OFF', maka akan terdengan suara letupan yang berasal dari knalpot truk tersebut. exhaust break akan otomatis berubah dari ON ke OFF apabila pengemudi menginjak pedal gas dan juga menginjak pedal kopling karena pada kedua pedal tersebut terdapat suite untuk mematikan fungsi exhaust break. Sebelumnya saya pernah membuat artikel mengenai Exhaust Break dengan judul Cara Penggunaan Dan Fungsi Dari Exhaust Break.


Truk Bercerita Image

Apa alasannya?. Alasan yang pertama adalah pedal gas bila di artikan adalah untuk menambah laju atau kecepatan kendaraan, tentu hal ini sangat berlawanan dengan exhaust break yang berfungsi untuk suatu kondisi pelambatan. Alasan kedua adalah pedal kopling, fungsi kopling pada umumnya adalah untuk menetralkan kondisi (bisa di samakan truk dalam kondisi gigi 'N' atau netral) umumnya kondisi netral adalah kendaraan tidak melakukan apa - apa, maka dari itu bisa di anggap tidak boleh melakukan exhaust break saat menginjak kopling (netral). Kalau pada pedal rem kok tidak ada suite off exhaust break?. karena fungsinya sama - sama untuk melambatkan laju kendaraan, maka tidak ada suite tersebut karena hal ini menjadi hak paten setiap produsen truk.


Bagaimana kondisi yang cocok untuk mengaktifkan exhaust break?. umumnya exhaust break adalah kondisi untuk memperlambat laju kendaraan tanpa menginjak pedal rem. Biasanya saya sendiri menggunakan exhaust break pada saat:

  • Jalan menurun saat truk kondisi muatan.



  • - Kondisi jalan yang menurun untuk sebuah truk bermuatan apalagi bermuatan berat sangat berbahaya bila melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi, jika dilihat dari sudut pandang pengemudi yang bersangkutan adalah 'apakah mampu rem truk yang dikemudikan pada saat yang dibutuhkan?. Biasanya pada jalan yang menurun setiap kendaraan akan melaju cukup kencang tapi keadaan bisa berubah saudara saudari sekalian ketika contoh ada binatang seperti sikomo lewat, pasti cukup kencang pula untuk menginjak pedal rem. Kondisi tidak terduga atau dadakan seperti ini hanya mampu di lakukan pada motor atau mobil - mobil station atau mobil pribadi yang notabene tanpa beban. Setelah berhasil berhenti dalam hati anda mengatakan 'selamat, tidak sampai nabrak sikomo, gak dimarahin kak seto'. Jika anda berfikir seperti itu, maka hal terpenting pasti anda lupakan yaitu kendaraan di belakang anda. Maaf tidak di teruskan.

  • Mendekati kendaraan di depan (jaga jarak).



  • - Menjaga jarak kendaraan memang wajib dan bisa dibilang sebuah kebutuhan. Sebenarnya jika kembali diartikan kedalam topik saat ini yaitu 'exhaust break', adalah ketika kendaraan melaju secara normal lalu kendaraan yang berada di depan sedikit melambatkan kecepataanya, maka cukup memakai exhaust break agar jarak tetap aman seperti sebelumnya. Selain itu kendaraan yang berada dibelakang anda tidak akan spontan kaget seperti anda menginjak rem yang tentunya akan menyalakan lampu rem kendaraan anda. Jika membahas spontan pada lampu rem kendaraan, ada sebuah pertanyaan yang bisa anda jawab melalui komentar yaitu: Pengemudi kendaraan apa yang selalu dan wajib melihat lampu rem kendaraan yang berada didepannya?. Jawaban bebas.


    Truk Bercerita Image

    Kembali ke exhaust break. exhaust break bisa digunakan ketika kondisi mesin berada pada rpm tengah sampai rpm tinggi, ada juga yang bisa aktif untuk rpm rendah namun jangan gunakan ketika rpm masih rendah karena berimbas pada kerusakan exhaust break itu sendiri. Kerusakan pada exhaust break yang saya ketahui adalah ketika on memang terdapat suara mendesis pada knalpot namun efek pelambatan tidak ada, suara mendesis sedikit berbeda dari sebelumnya dan kerusakan yang lainnya adalah exhaust break menjadi tidak berfungsi. Jadi hati - hati menggunakaanya.

    Selain itu exhaust break bisa di anggap sebagai bantuan rem pada roda ketika kendaraan pada posisi menurun (Maaf, infonya saya pisah dari atas). Kondisi jalan menurun tentu penggunaan rem pada roda akan menjadi lebih extra (penggunaan diforsir), jika dilakukan secara terus - menerus dapat menyebabkan tromol roda menjadi panas, bila seperti ini tentu dapat membuat kampas rem terbakar dan kehilangan fungsinya. Oleh sebab itu exhaust break adalah satu - satunya bantuan untuk melakukan pelambatan laju kendaraan. Melakukan pengereman di ikuti dengan exhaust break bisa memperlambat laju kendaraan. Bagaimana jika di ikuti dengan pengurangan gigi perseneling? Memang bisa dilakukan pengurangan gigi perseneling ke yang lebih rendah, namun(ada namunnya) jangan sembarangan melakukan pengurangan gigi perseneling karena imbasnya dapat merusak mesin(ini penting sekali!). Sebelum melakukan pengurangan gigi perseneling ke yang lebih rendah, wajib di ketahui adalah kondisi raungan mesin melalui RPM apakah kondisinya masih bisa dikurangi atau tidak. Jika kondisinya RPM masih diawal sampai pertengahan warna hijau masih bisa dilakukan pengurangan gigi ke yang lebih rendah dengan tujuan untuk mengurangi kecepatan saat kendaraan dijalan menurun meskipun hanya sedikit melambat yang penting hasil. Namun jika RPM sudah berada di atas atau melewati warna hijau, jangan sekali kali melakukan pengurangan gigi perseneling karena efeknya sangat berbahaya sekali. Karena berbahaya sekali maka jangan dilakukan. Antisipasinya hanya bisa menggunakan rem kaki diikuti exhaust break ditambah skill anda sendiri tentunya.


    Standarnya setiap truk saat ini memiliki satu buah exhaust break dan letaknya rata - rata berada dibawah kemudi sebelah kiri berbentuk seperti gagang. Selain itu terdapat fungsi lainnya seperti penyemprot air kaca dan kipas kaca yang bisa di setel kecepataanya. Cara pengoperasiannya yaitu untuk 'ON' menarik gagang tersebut ke arah pengemudi satu kali dan untuk 'OFF' yaitu mengembalikan ke arah semula. Ada juga yang berfungsi secara terbalik tergantung merek dan jenis truknya. Ada juga exhaust break low high dan exhaust break seperti ini pernah saya temui ketika masih mengemudikan truk Nissan Diesel Electric versi 4 gandar (2 gandar depan dan 2 gandar belakang) atau biasanya disebut trinton dengan 6 silinder. Versi exhaust break low high ini lebih dapat diandalkan karena memiliki varian exhaust break. Untuk versi lownya sendiri sama seperti truk - truk lokal saat ini, berbeda untuk versi highnya 2x sampai 4x lebih respon untuk pelambatan. Cara penggunaanya sama yaitu menarik gagang ke arah pengemudi 1x untuk low, jika ditarik lagi kearah pengemudi akan berubah menjadi high. Semoga bermanfaat.